Hard News

Gibran Rakabuming Posisi Kedua Dalam Bursa Pencalonan Calon Walikota Surakarta 2020

Sosial dan Politik

26 Juli 2019 11:12 WIB

Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo.

SOLO, solotrust.com- Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabumi Raka menjadi kandidat kuat bakal calon Pemimpin Kota Surakarta priode 2020-2025 menurut hasil survey terhadap masyarakat Kota Solo. Owner Markobar itu berada satu tingkat di bawah Wakil Wali Kota Surakarta aktif saat ini, Achmad Purnomo yang memuncaki elektabilitas.

“Dari sisi elektabilitasnya Purnomo sebesar 38 persen dan Gibran 13 persen dari 766 responden di 96 titik lokasi survey, masing-masing titik 8 responden” ujar Ketua Tim Penelitian Laboraturium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta, Suwardi kepada solotrustcom, di Kampus setempat, Kadipiro, Banjarsari, Kamis (25/7/2019).



Baca: KPU Surakarta Kembali Tunda Penetapan Kursi Parpol dan Anggota DPRD

Sedangkan pada posisi ketiga ditempati oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta, Teguh Prakosa dengan elektabilitas sebesar 11 persen. Kendati dari sisi elektabilitas Achmad Purnomo menduduki posisi teratas, namun dari segi popularitas, Gibran mampu unggul 2 pemilih dari Purnomo, keduanya di persentase angka 90 persen dari sisi pemilih Gibran sebanyak 691 sedangkan Purnomo 689.

Kemudian, disusul Putra Bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, pengusaha Sang Pisang, dengan popularitas 86 persen atau 655 pemilih dari 766 Responden. Akan tetapi, untuk elektabilitas Kaesang hanya sebesar 1 persen.

“Gibran, Purnomo dan Teguh memiliki kesesuaian perspektif kepemimpinan terbanyak. Dilihat dari latar belakang profesi kepemimpinan, warga Solo menginginkan pemimpin berlatar belakang pengusaha dan ASN/Birokrat. Tapi tetap dari sejumlah tokoh tersebut, masyarakat merasa tokoh yang paling mampu dan baik memimpin Kota Solo adalah Achmad Purnomo, 83 persen memilih dia dari sisi aseptabilitas kepemimpinan,” jelas Suwardi.

Adapun data tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan Laboraturium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) Surakarta selama 1 bulan untuk mengidentifikasi tokoh-tokoh di Kota Surakarta yang ideal mempimpin Kota Solo periode 2020-2025 mendatang.

“Tokoh-tokoh ini dilihat berdasarkan perspektif kepemimpinan meliputi latar belakang profesi, generasi, personal attitude, gender, ideologi, dan intelectual capacity. Sekaligus perspektif political personal meliputi popularitas, aseptabilitas, dan elektabilitas,” bebernya.

Selain keempat nama tersebut, ada 6 nama lain yang menjadi instrumen Kepemimpinan Kota Surakarta 2020-2025, diantaranya mantan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Ravik Karsidi (elektabilitas 4 %), Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Surakarta Gareng Sri Haryanto (3%), Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qurani Solo K.H Abdul Karim Ahmad (5%), pengusaha travel haji dan umrah Her Suprabu (2%), akuntan publik Rachmad Wahyudi (0%), dan owner Omah Sinten Heritage Hotel Resto, Slamet Raharjo (1%).

“Nama-nama tersebut muncul dalam Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh responden dari berbagai kalangan mulai dari akademisi, pengusaha, birokrat, aparat keamanan, politisi, aktivis, dan tokoh perempuan,” ungkap Suwardi.

Distribusi data umumnya, sebanyak 36 persen dari 766 masyarakat Kota Bengawan menginginkan pemimpin berlatar belakang pengusaha sebagai Wali Kota/Wawali. Sebesar 81 persen memilih pemimpin dengan usia sekitar 40-59 tahun, atau generasi X yang layak memimpin Kota Solo.

Selain itu, masyarakat juga menilai kepemimpinan dengan perpaduan ideologi Islam – Nasionalis paling pas memimpin Kota Solo dengan persentase 48 persen.

“Masyarakat juga lebih banyak yang berpendapat bahwa kepemimpinan perlu memperhatikan kombinasi keyakinan agama islam – non islam, 62 persen pemilihnya,” jelasnya.

Dari sisi kepartaian, PDI Perjuangan merupakan partai politik mayoritas di Kota Solo dinilai perlu bekerjasama dengan partai politik lain, sebanyak 80 persen dari 766 responden memilih perlu.

Suwardi, menambahkan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh krusialnya kepemimpinan Kota Solo periode mendatang. Secara umum tantangan kepemimpinan kedepan adalah persiapan menuju Indonesia Emas tahun 2045, harus mulai take off sejak sekarang, revolusi industri 4.0 serba digital, ancaman disintegritas, persaingan ekonomi global dan tuntutan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Sementara itu, Rektor Unisri, Prof. Sutardi berharap hasil penelitian tersebut menjadi bagian dari realisasi pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat. Dirinya berharap hasil penelitian tersebut mampu memberikan kontribusi pemikiran tentang kepemimpinan dari multi perspektif sebagaimana diharapkan masyarakat Kota Solo. 

“Saya berharap hasil dari penelitian ini dapat berkontribusi dalam pemilihan pemimpin yang berkelanjutan, itu komitmen kami,” lugasnya. (adr)

(wd)