Pend & Budaya

Revolusi Industri 4.0, UTP Kerjasama Dengan Asosiasi Profesor Indonesia di Amerika

Pend & Budaya

19 Maret 2019 14:35 WIB

Rektor Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta Prof.Tresna Priyana Soemardi bersama Prof. Herry S. Utomo, President of Indonesia American Society of Acamedics (IASA) di Ruang Sidang UTP Kampus 1, Balekambang, Manahan, Banjarsari, Solo, Senin (18/3/2019)

SOLO, solotrust.com - Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta menjalin bekerja sama dengan Indonesia American Society Academics (IASA) untuk memantapkan langkah dalam era revolusi industri 4.0.

Penandatanganan MoU dilakukan langsung oleh Rektor Universitas Tunas Pembangunan (UTP) Surakarta Prof.Tresna Priyana Soemardi bersama Prof. Herry  S. Utomo, President of Indonesia American Society of Acamedics (IASA) di Ruang Sidang UTP Kampus 1, Balekambang, Manahan, Banjarsari, Solo, Senin (18/3/2019)



Tresna mengatakan, ruang lingkup kerja sama antara UTP dengan asosiasi profesor di negara maju itu untuk jangka pendek, menengah hingga jangka panjang meliputi bidang pendidikan bidang pendidikan seperti pertukaran pelajar, pertukarang dosen, pertukaran penelitian, pertukaran profesor hingga bantuan fasilitas penelitian.

"Mereka adalah profesor di suatu negara yang maju, mereka menggandeng universitas-universitas di Indonesia untuk sharing dan menjalin kerja sama. Selain program pertukaran individu. Tentu saja dukungan mereka sangat membantu untuk akses mendapatkan pembiayaan atau kerjasama pengadaan laboratorium, program penelitian dan lainnya," ujar Prof. Tresna saat ditemui solotrust.com

Menurut Tresna, hal tersebut sebagai bentuk nyata upaya kampus UTP dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk memberikan kontribusi bagi Indonesia di masa depan. Oleh sebab itu, Rektor menekankan agar sistem pembelajaran di UTP menunjang kapasitas mahasiswa secara bottom up.

"Tujuan kami agar lulusan UTP mampu terjun dan bersaing di era revolusi industri 4.0. Bisa menguasai dan berkembang dari bidangnya masing-masing bagi kemajuan bangsa dan negara ini. Tidak harus menjadi expert tapi mampu menciptakan startup atau suatu sistem 4.0 yang dikembangkan. Kita berpacu dengan waktu, kita pacu dengan membangun lembaga kreatif dengan kekuatan bottom up, bukan top down," jelas dia. (adr)

(wd)