Ekonomi & Bisnis

Tak Hanya untuk Eksis, Sosial Media Bermanfaat Untuk Bisnis

Ekonomi & Bisnis

20 Februari 2019 19:34 WIB

Seminar Bisnis melalui Sosial Media.

SOLO, solotrust.com- Bisnis saat ini mengarah ke pemanfaatan sosial media salah satunya aplikasi instagram. Terlihat di Solo sudah banyak akun instagram seperti Jajan Solo dan Agenda Solo. Ini mennunjukkan bahwa media sosial menjadi salah satu alternatif untuk mengiklankan usaha. Terlebih bagi para pelaku usaha yang segmentasinya anak muda atau generasi milenial, bila tidak merambah sosial media mungkin target mereka tidak akan mengetahui produk atau jasanya. Karena karakteristik generasi milenial yang setiap hari pegang gawai untuk melihat informasi terbaru.

Hal tersebut yang mendasari Bidang SDA HIPMI Solo, Labib Faqihudin, menggelar acara bertajuk "Banjir Orderan dari Sosial Media" dengan menghadirkan narasumber Dimas Suyatno (Content Creator), Bella Zadithya (Digital Marcomm Consultant), dan Ferraldo Putra Utama (Fotografer Jajan Solo) bertempat di BPC HIPMI Solo, Sabtu (16/2/2019).



"Kita bikin program ini sudah beberapa kali dan peserta dibatasi tapi ternyata antusiasme peserta banyak jadi akan kita adakan lagi. Peserta malah membludak padahal target hanya 30 orang karena dari segi kenyamanan tempat dan kegiatan ini sifatnya bukan seminar tapi pembicara menyampaikan dari segi praktis," tuturnya pada solotrust.com.

Salah seorang narasumber, Dimas Suyatno memaparkan, kerjasama antara pebisnis dengan sosial media dalam menaikkan usaha menimbulkan dampak lumayan besar, khususnya tempat yang mudah untuk berkegiatan seperti berkumpul atau makan. Tapi usaha seperti online shop dampaknya belum terlalu besar seperti kuliner. Karena itu hingga saat ini usaha kuliner masih menggunakan sosial media untuk promosi usahanya, itulah yang terjadi di Solo, unggahan kuliner yang paling tinggi.

"Kadang pandangan pertama bikin orang tertarik. Anak-anak muda punya kecenderungan mencoba yang baru, tempat kuliner termasuk tempat wisata yang diunggah di sosial media juga diserbu pengunjung anak-anak muda," terangnya.

Dalam kesempatan itu, Dimas menyampaikan materi soal keuntungan mengubah akun instagram dari profil pribadi menjadi bisnis, akses insight, analisa market, terkoneksi email, telepon dan map, serta informasi waktu terbaik untuk posting. Menurutnya, jam ramai dimana unggahan memungkinkan dilihat pengguna aplikasi sering bergeser sehingga pemilik akun harus sering update, namun hal itu juga berbeda di masing masing akun instagram, terkait segmentasi.

Menurutnya, konten atau isi akun adalah raja sehingga harus dibuat baik, agar orang tertarik dan produk harus baik agar tidak mengecewakan. Ada banyak cara untuk membuat konten menarik, yaitu konten yang mengundang orang untuk membaca, gunakan foto menarik, tulis kata terpenting di awal caption, ajak follower berinteraksi tidak sekedar promosi, gunakan hashtag relevan untuk meningkatkan jangkauan, gunakan tools dan lakukan riset, gunakan tools untuk auto like dan auto comment, dan gunakan influencers buzzer jika perlu.

Sementara itu, Bella menyampaikan bahwa sosial media adalah sarana yang digunakan orang untuk bersosialisasi. Bagi bisnis terutama yang targetnya adalah konsumen berusia 35 tahun ke bawah, sosial media adalah suatu keharusan, bukan opsi. Sebab pengguna sosial media tertinggi sekitar 74% di usia 19-34 tahun, tapi penetrasi pasar paling tinggi sekitar 75% di usia 13-18 tahun 75. Mereka inilah konsumen masa depan, terlihat dari 5 besar platform sosial media yang paling sering digunakan yaitu youtube, facebook, whatsapp, instagram dan line.

Ia menjelaskan tentang rumus digital marketing, pertama, soal konten yaitu informasi produk secara lengkap dan sesuai kebutuhan konsumen di website, social media, google maps maupun di marketplace.

Kedua, distribusi melalui follower, paid promote / endorse, facebook dan instagram ads, marketplace ads, SEO & SEM. Distribusi ini bermanfaat untuk melawan algoritma yang diterapkan facebook dan instagram karena berdampak pada pelaku usaha yang menggunakan sosial media. Bila tidak memahami konten distribusi ini belum tentu ada yang melihat konten yang diunggah sosial media.

Menurut Bella, algoritma ditentukan oleh profil visit sehingga bila akun suatu produk atau jasa sering berinteraksi dengan follower, maka akan sering muncul postingannya. Kemudian Direct Message (DM) juga termasuk hal penting untuk meningkatkan engagement untuk melawan algoritma. Bahkan interaksi dari like, comment, dan share juga mempengaruhi kemunculan unggahan di timeline akun.

"Content is King, tapi tantangan di algoritama media sosial. Sejak pengguna sosial media banyak dan makin banyak konten, algoritma menuntut pelaku digital marketing untuk selalu berinteraksi dengan konsumen," jelasnya. (rum)

(wd)