Hard News

Ternyata Ini Asal Muasal Bau Busuk yang Bikin Resah Warga Nguter

Jateng & DIY

26 Oktober 2017 18:42 WIB

ilustrasi. (net)

SUKOHARJO, Solotrust.com - 300-an warga tiga desa menggelar aksi damai mendatangi lokasi pabrik PT Rayon Utama Makmur (RUM), di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (26/10) hari ini. Mereka berjalan kaki sejauh satu kilometer untuk mempertanyakan bau limbah menyengat yang berakibat warga mual dan pusing. Warga tiga desa yang aksi adalah Desa Celep, Desa Gupit dan Desa Plesan. Star dari Dukuh Pakelan, Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.
 
Sebuah poster bertuliskan Jangan Korbankan Kesehatan Kami Demi Bisnismu dan poster kecil bertuliskan Menunggu Korban Pak, Limbahmu Meracuni Masyarakat, Kembalikan Udara Segar Kamidan sebagainya. Sekitar pukul 11.00 WIB massa masuk ke lingkungan pabrik. Mereka diminta berkumpul di dekat masjid. Sementara massa menunggu diluar perwakilan warga tiga desa ditemui oleh pimpinan PT RUM, Pramono, GM HRD Haryo Ngadiyono. Juga Camat Nguter, Sumarno, Danramil Nguter, Kapten (Arh) Bahrun dan Kapolsek Nguter, AKP Didik Noer.
 
Korlap aksi Brian Antoni Rangga, menjelaskan ada enam tuntutan. Yakni meminta PT RUM tidak beroperasi sebelum mampu mengendalikan bau yang diduga berasal dari limbah. Kedua, mempertanyakan keberadaan Analisis Dampak Lingkungan apakah sudah ada atau belum, ketiga, bagaimana dengan CSR, keempat penyambungan pipa pembuangan diminta direalisasikan sesuai perjanjian. Kelima zat kimia yang sudah jatuh ke sungai penanggulangannya bagaimana? Dan keenam meminta jaminan kesehatan masyarakat terhadap limbah cair dan limbah udara.
 
Berdasar pemantauan, massa dimasukkan ke dalam pabrik. Massa kumpul di sekitar bangunan masjid dan ruang kantin pabrik atau berjarak sekitar 500-an meter dari jalan raya. Massa duduk lesehan di teras masjid ataupun di lantai bangunan kantin dan poliklinik. Sekitar pukul 12.40 WIB massa di luar sempat berteriak-teriak meminta proses rembukan perwakilan dengan pimpinan PT RUM diselesaikan. Teriakan massa sempat membuat polisi yang di ruangan kantin keluar untuk berjaga-jaga di pintu masuk ruangan kantin. Brian Antoni Rangga yang akrab dipanggil Rangga mendengar teriakan massa keluar ruangan untuk menenangkan massa. Dia minta massa menunggu hingga pukul 13.30 WIB. (Arif)

(Redaksi Solotrust)