Hard News

Radikalisme Bukan Ideologi Bangsa Indonesia

Hard News

7 November 2018 11:27 WIB

Pimpinan Ponpes As Salafiyah An Najiyah Kemuning Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, Kyai Ahmad Rofii.

TEMANGGUNG, solotrust.com- NKRI yang memiliki landasan ideologi Pancasila saat ini tengah dihadapkan pada problem serius, yakni potensi munculnya sebuah ideologi sayap kanan yang kerap disebut sebagai radikalisme. Hal tersebut disampaikan oleh pimpinan Ponpes As Salafiyah An Najiyah Kemuning Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang, Kyai Ahmad Rofii saat berada di Temanggung, Selasa (6/11/2018).

Ia berpendapat, radikalisme merupakan sebuah ideologi yang tidak seharusnya berkembang di negara Indonesia, lantaran bangsa ini terdiri atas keberagaman, baik suku, agama, ras, dan etnis yang telah sepakat menjadi satu kesatuan dalam bingkai ideologi Pancasila.



Menurutnya, seluruh warga dengan bantuan tokoh masyarakat hingga tokoh agama harus bersatu padu bergandengan tangan, untuk terus menjaga ideologi yang telah disepakati oleh para pendahulu bangsa Indonesia. Pasalnya, dengan masuknya tantangan berupa paham radikal, tentu saja hal ini berbahaya bagi pemeluk agama lain yang juga telah berjuang bersama sejak sebelum hingga setelah Republik Indonesia merdeka.

“Jelas paham radikal tidak sesuai dan bertentangan dengan alur perjalanan bangsa yang telah disepakati menganut serta memegang teguh ideologi Pancasila. Dimana Pancasila sendiri merupakan wadah untuk kita semua menjaga kerukunan antar umat beragama agar dapat terus menjaga persatuan dan kesatuan,” tegasnya.

Kyai Ahmad Rofii juga menyampaikan, sebagai seorang muslim, hendaknya pemeluk agama Islam memegang teguh syariat serta ajaran yang dituangkan dalam kitab suci Al Quran. Akan tetapi, bukan situasi yang tepat apabila hal ini menjadi awal seseorang untuk menjadi fanatik di tengah keberagaman bangsa Indonesia.

Apabila terus dibiarkan, bukan tak mungkin perpecahan serta permusuhan akan berujung pada terganggunya stabilitas keamanan, bahkan politik Indonesia. Atas dasar itulah, ia mengimbau agar seluruh umat dan pemeluk agama untuk tidak mudah terpancing ke dalam isu-isu yang bersifat provokatif.

“Janganlah terpancing isu provokatif yang dihembuskan oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab. Kita tetap bisa beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing dalam bingkai yang sama, ideologi Pancasila, dan atap yang sama, rumah kita NKRI tercinta,” pungkasnya. (dian) 

(wd)