Pend & Budaya

Pemprov Jateng Ingin Lomba Geguritan Jadi Agenda Tahunan

Budaya

3 September 2018 11:27 WIB

Salah satu peserta saat membaca geguritan dalam Lomba Maos lan Nyerat Geguritan Trophy Gubernur Jawa Tengah 2018 di Halaman Kantor Gubernur, Sabtu (1/9/2018). (Dok Humas Pemprov Jateng)

SEMARANG, solotrust.com – Provinsi Jawa Tengah berencana menggelar lomba membaca geguritan pada setiap tahun. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono mengatakan bahwa lomba semacam ini merupakan salah satu wujud melestarikan budaya Jawa.

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri Lomba Maos lan Nyerat Geguritan Trophy Gubernur Jawa Tengah 2018 di Halaman Kantor Gubernur, Sabtu (1/9/2018). Lomba tersebut diikuti pelajar SMA/ SMK dari berbagai sekolah di Jawa Tengah tampil.



Sri Priyono mengaku senang karena lomba menulis dan membaca geguritan tersebut diminati kaum muda. Hal itu menunjukkan tingginya semangat generasi muda untuk melestarikan budaya Jawa. Karena banyaknya peminat, ia pun ingin lomba geguritan tersebut dapat menjadi agenda tahunan di daerahnya.

“Kami dengan PWI melaksanakan lomba geguritan, ternyata pesertanya membludak. Yang menulis atau nyerat sekitar 170-an (orang), sedangkan yang membaca atau maos geguritan ada sekitar kurang lebih 70 (orang). Artinya, minat untuk membangkitkan kembali seni dan budaya adiluhung asli Jawa Tengah masih tinggi. Budaya Jawa yang hampir punah ini harus kita uri-uri dan kita uripi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (2/9/2018).

Dalam lomba itu, peserta tampil membacakan geguritan dengan penuh penghayatan, pun dengan suara yang lantang. Salah satu geguritan yang dibacakan yakni berjudul “Makantar-kantar” karya Mas Bey Priyono.

“Makantar-kantar saya tulis pada tanggal 28 Oktober 2017 bertepatan dengan sumpah pemuda. Geguritan itu menceritakan peran pemuda yang saat masa kecilnya merasa masa bodoh, tetapi begitu dia dewasa merasa terpanggil bahwa jejeg-nya negara bergantung pada peran pemuda. Ada yang penjiwaannya betul-betul menyentuh hati saya,” tutur Sri Priyono yang juga menjabat Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jateng.

Salah satu peserta, Linda Rumpoko, menuturkan partisipasinya mengikuti lomba geguritan merupakan upaya nyata yang dilakukan sebagai generasi muda, untuk melestarikan budaya Jawa.

“Anak muda zaman sekarang sudah semestinya nguri-uri budaya Jawa. Bagaimana budaya Jawa itu akan berkembang kalau generasi mudanya tidak ikut serta kegiatan seperti ini,” kata siswi SMAN 1 Sapuran Wonosobo itu.

(way)