Hard News

Wiranto: Tingalan Jumenengan Jadi Simbol Kerukunan

Jateng & DIY

12 April 2018 16:36 WIB

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam), Wiranto. (solotrust.com/vin)

SOLO, Solotrust.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam) Wiranto menilai upacara Tingalan Dalem Jumenengan ke-14 Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII menjadi sebuah simbol kerukunan. Hal ini diungkapkan Wiranto usai peringatan naik tahta PB XIII di Sasana Sewaka, Keraton Kasunanan Surakarta, Kamis (12/4/2018).

"Acara Tingalan Jumenengan ke 14 ini saya sengaja datang dari Jakarta ke Solo karena saya bagian dari Keraton Solo, jadi harus hadir. Disinilah saya melihat ada simbol kerukunan," kata Wiranto, Kamis (12/4/2018).



Baca juga:Tingalan Jumenengan Pakubuwono (PB) XIII

Menurutnya, peringatan Tingalan Jumenengan itu merupakan warisan budaya leluhur yang sarat makna. Menjadi bagian dari keraton, dirinya pun merasa punya tanggungjawab untuk memelihara budaya itu agar tidak sirna.

"Saya sungguh sangat bahagia dan gembira karena budaya ini tidak hilang dan bisa dilaksanakan saat ini. Guyubnya keluarga keraton ini nggak mungkin tercapai kalo nggak rukun," tandasnya.

Dikatakannya, selama prosesi Tingalan Jumenengan suasana sangat cair, meski konflik internal di tubuh keraton masih terasa. Namun dirinya yakin persoalan itu dapat diselesaikan dengan baik. Dalam waktu dekat, dirinya bakal mengumpulkan kerabat keraton untuk menyelesaikan persoalan di keraton. Wiranto menegaskan bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menyelesaikan konflik itu.

"Kita akan hadirkan mereka untuk diajak berembug. Saya bersedia menyelesaikan, karena saya merasa memiliki keraton dan ini kewajiban saya," tukas Wiranto.

Baca juga:  Tarian Bedhaya Ketawang Dilakukan Selama 30 Menit, Ini Alasannya 

Sementara, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Subagyo HS mengharapkan tidak ada lagi konflik di dalam tubuh keraton. Seperti diketahui, raja sempat berkonflik dengan adik-adiknya hingga tidak dapat melaksanakan tingalan jumenengan selama beberapa tahun.

"Kalau dikelola dengan baik, pelaksanaan juga rukun, guyub, itu pemerintah mendukung sepenuhnya. Harapannya kejayaan Keraton Kasunanan Surakarta bisa menjadi sumber budaya, sumber adat, sumber ilmu dan kesenian," tandas Subagyo HS. (vin)

(wd)