Hard News

Tarian Bedhaya Ketawang Dilakukan Selama 30 Menit, Ini Alasannya

Jateng & DIY

12 April 2018 16:22 WIB

Ketua Panitia I Tingalan Dalem Jumenengan ke 14, KGPH Dipokusumo. (solotrust.com/vin)


SOLO, solotrust.com - Alunan gendhing Ketawang bernada pelog mengiringi jalannya prosesi Tingalan Dalem Jumenengan ke-14 Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII, Kamis (12/4/2018). Sesaat gendhing dilantunkan, suasana di Sasana Sewaka, Keraton Kasunanan Surakarta menjadi hening dan khusyuk. Pasalnya acara inti dari Tingalan Jumenengan itu akan segera dimulai.



Acara penting tersebut tak lain adalah Tarian Bedhaya Ketawang yang akan ditarikan oleh sembilan penari yang telah dipilih secara khusus. Pukul 11.10 WIB para penari segera menempatkan diri dan mulai menari di hadapan PB XIII. Namun menariknya, para penari itu berhenti selang 30 menit, atau lebih tepatnya pada pukul 11.40 WIB.

"Aslinya (Tarian Bedhaya Ketawang) memang sekitar 2 jam, tapi melihat realitas kondisi Sinuhun yang tidak fit, sehingga kalau ditampilkan 2 jam tidak memungkinkan. Maka tadi hanya sekitar 30-40 menit," kata Ketua Panitia I Tingalan Dalem Jumenengan ke 14, KGPH Dipokusumo, Kamis (12/4/2018).


Gusti Dipo panggilan akrabnya, mengatakan Tarian Bedhaya Ketawang tidak lepas dari peringatan Tingalan Dalem Jumenengan. Lebih lanjut, tarian itu menceriterakan pertemuan antara penguasa tanah Jawa Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul.

"Sebenarnya tari itu terdiri dari 3 bagian, dan yang ditarikan pada kesempatan ini adalah bagian yang terakhir. Ini untuk jaga kondisi Sinuhun," kata Dipo.

Namun durasi yang sebentar itu, lanjut Dipo, tidak akan dibiarkan terus menerus. Pihaknya hanya memberi pengecualian pada perhelatan Tingalan Jumenengan tahun ini saja. "Tidak akan seperti itu terus. Semuanya harus tahu standar pakemnya (Tarian Bedhaya Ketawang) itu seperti apa," tutupnya.

Sebagaimana diberitakan, Upacara Tingalan Dalem Jumenengan ke 14, Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Paku Buwono (PB) XIII itu berlangsung khidmat. Sejumlah tamu penting juga hadir dalam upacara ini. Di antaranya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam) Wiranto dan tampak hadir ibunda Presiden Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo.

Tak hanya itu, Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Jenderal TNI (Pur) Subagyo HS, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono, dan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo juga hadir dalam peringatan itu.

Dalam Tingalan Jumenengan nantinya juga ada pemberian gelar kebangsawanan kepada Kapolda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro. Kedua tokoh itu akan mendapatkan gelar Kanjeng Pangeran Haryo. (vin)

()