Entertainment

Dunia Berduka, Stephen Hawking Meninggal. Ambil Hikmah dari Kehidupannya

Profil dan Tokoh

15 Maret 2018 13:39 WIB

Stephen Hawking. (Ilustrasi : @alifi_risqi)

Solotrust.com- Siapa yang tidak mengenal Stephen Hawking, seorang ilmuwan besar di bidang kosmologi dan fisika teoritis. Ia meninggal di usia 76 tahun pada Rabu (14/3/2018). Keterbatasan fisik tidak menghalangi ia untuk tetap menjalani hidup. Ini lah yang patut diteladani tentang etos kerja yang tidak mengenal keterbatasan fisik. Bagaimana dengan kita yang tidak memiliki keterbatasan fisik?

Melansir dari biography.com ada hal menarik yang dapat kita pelajari dari Fisikawan satu ini,



1.       Fisikawan Inggris Stephen W. Hawking, dengan teori lubang hitam mengubah jalannya pemikiran ilmiah modern, dan kemampuannya untuk menyampaikan konsep abstrak fisika kuantum kepada khalayak massal.

2.       Melawan Kematian. Hawking Didiagnosis Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) pada usia 21, Hawking diberitahu bahwa ia akan hidup tidak lebih dari tiga tahun. Hawking menentang prediksi dokternya dengan menambahkan lebih dari 51 tahun ke masa perkiraannya.

3.       Memiliki Orang Tua berpendidikan, ayahnya seorang peneliti medis, dia lebih suka meneliti dan mengajarkan tentang obat-obatan, kedua orang tua Stephen sama-sama pernah belajar di  Oxford.

4.       Stephen masuk Oxford  Pada usia 17tahun, dia masuk almamater orang tuanya. Lulus dengan predikat kehormatan dalam bidang ilmu alam dan melanjutkan ke Cambridge, di mana dia akan mendapatkan gelar doktor dalam bidang kosmologi.

5.       Belum genap 33 tahun, Hawking dinobatkan sebagai rekan dari Royal Society (badan yang paling banyak dipelajari Inggris). Menjelang akhir 70-an, dia memegang kursi Profesor Matematika Lucasian di Cambridge, sebuah posisi yang didirikan pada tahun 1663 dan hanya dipegang oleh 16 pria di hadapannya (termasuk Isaac Newton)

6.       Di era tahun 70-an dan 80-an, Hawking bertekad melanjutkan karyanya kendati ada kemunduran dalam mempelajari sistem komunikasi baru. Pada tahun 1988, ia menghasilkan Sejarah Singkat Waktu: Dari Big Bang sampai Black Hole, sebuah ringkasan sederhana tentang teori dasar yang dirancang untuk pembaca yang luas. Buku pendek tersebut secara tak terduga meluncur ke puncak daftar penjual terbaik, di mana ia tinggal selama beberapa tahun. Menyebarkan ilmu keras ke khalayak yang populer akan menjadi salah satu proyek utama Hawking di paruh kedua hidupnya. Buku-bukunya seperti Black Holes and Baby Universes (1994), The Universe in a Nutshell (2001) dan A Briefer History of Time (2005) semuanya bertujuan untuk menyampaikan gagasan yang lahir dari matematika tinggi dan teori yang rumit kepada non-ilmuwan yang tertarik dengan pertanyaan mendasar tentang asal mula alam semesta dan tempat manusia di dalamnya.

Demikian beberapa hal menarik yang dapat kita pelajari dari seorang Fisikawan Hebat Asal Inggris. (alifi)

(wd)