Hard News

Dorong Poskestren untuk Jaga Kesehatan Warga Pondok Pesantren

Hard News

27 Oktober 2018 14:57 WIB

Acara Gayeng Germas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

SEMARANG, solotrust.com- Program Pemprov Jateng lima tahun ke depan, selain meningkatkan sektor ekonomi, juga mendorong pembangunan pos kesehatan di pondok pesantren. Pemerintah Provinsi Jateng terus mendorong keberadaan pos kesehatan pesantren (Poskestren) di lingkungan pondok pesantren. Dengan adanya Poskestren, di harapkan kondisi kesehatan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya semakin terjaga dengan baik.

Pernyataan tersebut di sampaikan, Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen saat menjadi narasumber di acara Gayeng Germas Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, di Stasiun TVRI Jateng, Jumat Sore (26/10/2018).



Dalam acara itu, hadir pula sebagai narasumber pada talk show bertema Santri Sehat Negara Kuat dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional itu, pengasuh ponpes Al Muayyad Surakarta, KH Drs Dian Nafi MPd, pakar kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat ( Undip) Dr dr Sutopo Patriajati.

Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen menjelaskan, fasilitas kesehatan Poskestren masih terhitung minim. Karenanya program rumah sakit tanpa dinding akan terus didorong guna memantau kesehatan santri di lingkungan ponpes.

“Saat ini Pemprov Jateng telah mengalakkan program rumah sakit tanpa dinding, yang artinya jika dahulu orang sakit datang ke rumah sakit untuk berobat ke dokter atau tim medis lainya, tetapi sekarang diubah dokter pro aktif mendatangi pasien,” jelasnya.

Lebih lanjut Gus Yasin menuturkan, Ponpes sebagai lembaga pendidikan agama berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia. “Diharapkan para santri dan pengelola pesantren dapat menjadi penggerak motivator dan inovator dalam pembangunan kesehatan, sekaligus menjadi teladan dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.

Sementara itu, Pakar kesehatan Dr dr Sutopo Patriajati menjelaskan, Poskestren merupakan bentuk program pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, sekaligus wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren.

Poskestren mengusung prinsip dari, oleh, dan untuk untuk warga pondok pesantren dengan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif. “Tentunya tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Namun demikian prinsip kemandirian harus ditonjolkan,” jelasnya.

Lebih lanjut faktor penting agar kesehatan santri senantiasa terjaga, antara lain harus selalu menjaga kebersihan lingkungan pesantren. “Para santri selalu menerapkan perilaku hidup sehat, serta asupan gizi tercukupi. Terlebih usia para santri sebagian besar masa pertumbuhan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Al Muayyad Surakarta, KH Drs Dian Nafi, MPd menyampaikan, pondoknya dihuni sebanyak 886 santri dan 157 tenaga pendidik. Terdiri dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Aliyah hingga program khusus pesantren mahasiswa.

Berbagai upaya dilakukan Ponpes Al Muayyad Surakarta guna menjaga kesehatan santri. Antara lain teratur berolahraga, pihak ponpes selalu memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi santri, donor darah secara rutin, serta membersihkan bak mandi sedikitnya tujuh hari sekali. “Mereka juga berupaya menjaga kebersihan lingkungan ponpes, terutama jamban karena kesehatan dimulai dari jamban,” imbuhnya. (vit)

(wd)