Hard News

Dirintelkam Polda Jateng Ingatkan Kembali Hak Kebebasan Memeluk Agama dan Hidup Toleran

Jateng & DIY

26 Juli 2018 09:34 WIB

Dirintelkam Polda Jateng, AKBP Bambang Purwadi saat mengisi Seminar Nasional dalam rangka Dies Natalis ke-22 Univeesitas Kriaten Surakarta di GBI Keluarga Allah, Rabu (25/7/2018). (solotrust.com/adr)

SOLO, solotrust.com- Direktur Intelijen dan Keamanan) Dirintelkam Polda Jateng, AKBP Bambang Purwadi mengajak mengingatkan kembali kepada masyarakat pentingnya bersatu dan hidup toleran. Masyarakat harus ingat payung hukum undang-undang dasar di Indonesia tentang kebebasan beragama.

AKBP Bambang menilai potensi konflik saat ini mudah dimunculkan dari faktor keyakinan (fanatisme) dalam hal ini agama, padahal di negara ini kebebasan beragama dan beribadah sudah diatur dan tertuang dalam undang-undang dasar negara kita.



Dasar hukum yang menjamin kebebasan beragama di Indonesia ada pada konstitusi kita, yaitu Pasal 28E ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

“Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.” terangnya saat sesi seminar nasional di GBI Keluarga Allah, Solo, Rabu (25/7/2018).

Kemudian, Pasal 28E ayat (2)  UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan. Selain itu dalam Pasal 28I ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak untuk beragama merupakan hak asasi manusia.

Selanjutnya, dikatakan dia, dalam Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama. Meski begitu, hak asasi tersebut bukannya tanpa pembatasan. Dalam Pasal 28J ayat (1) UUD 1945 diatur bahwa setiap orang wajib menghormati hak asasi orang lain.

"Di dalam agama Islam ada beberapa aliran yang berbeda dalam berpendapat, termasuk Kristen maupun Katolik ada perbedaan, jika kita mengabaikan payung hukum itu muncullah intoleransi. Masalahnya adalah ketika suatu kelompok masyarakat menganggap keyakinannya paling benar, maka dari itu ditanamkan kembali toleransi kebebasan beragama dan beribadah di negeri ini" ungkapnya.

Pada acara yang dihadiri guru pendidikan agama kristen se-Jawa Tengah itu, AKBP Bambang mengajak seluruh hadirin dan masyarakat untuk merefleksikan diri pentingnya hidup bermasyarakat dan rukun dalam beragama

"Kalau kita flashback ke belakang pada masa sebelum Indonesia lahir, kita punya musuh bersama yaitu penjajah, kita bersatu padu untuk kemerdekaan karena kita memiliki kepentingan yang sama hingga kita merdeka, maka lahirlah indonesia," tandasnya

"Kita disatukan adanya sumpah pemuda yang bermacam-macam suku, bahasa di atas 17 ribu pulau, kita bisa tersebar tapi kita punya satu komitmen kita satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air Indonesia yang menjadikan kita bersatu untuk merdeka dan membangun kemerdekaan itu, semangat persatuan dan kesatuan harus ditanamkan kembali kepada anak didik bapak/ibu guru," imbuhnya

Ke depan bahkan yang sedang berlangsung saat ini, Bambang menyebut masyarakat dihadapkan tantangan era globalisasi, di mana tidak ada batas ruang dan batas waktu.

"Zaman ini manusia dapat bebas berselancar mencari tahu tentang hal apapun bahkan apa yang terjadi di luar negeri dapat kita lihat langsung, oleh karena itu perlu adanya kontrol dari para tenaga pendidik, di samping pemerintah dan aparatur negara," ujar dia.

Untuk itu, Bambang menyampaikan pesan, Indonesia mempunyai semboyan yang harus dijunjung tinggi, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Semangat inilah yang harus disadari masyarakat di dalam menyikapi perbedaan. Menurutnya, penting generasi penerus ditanamkan jiwa untuk bersatu.

"Sebagian dari kita masih mudah sekali tersinggung, terprovokasi maupun sebaliknya, memprovokasi hal yang berkaitan dengan perbedaan keyakinan beragama, kalau dalam segi kehidupan yang lain kita tidak mudah tersinggung, tapi kalau mencuat hal berkaitan agama mudah sekali tersinggung, ini yang harus kita lawan dengan landasan semangat kebhinnekaan," katanya. (adr)

(wd)