Hard News

Heboh SMS Oknum Wartawan Peras Pejabat Pemkab Klaten, Begini Faktanya

Jateng & DIY

22 Mei 2018 11:06 WIB

Sreenshot SMS penipuan yang mencatut nama wartawan ke sejumlah pegawai di Pemkab Klaten. (solotrust-joko)

KLATEN, solotrust.com - Terkait adanya oknum mengatasnamakan wartawan yang diduga akan memeras pejabat Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Klaten, Kepala Bagian (Kabag) Humas Setda Klaten Wahyudi Martono langsung melakukan klarifikasi dan imbauan.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk tidak melayani aksi dengan modus serupa. Termasuk melarang seluruh pejabat di lingkungan Pemkab Klaten mentranster sejumlah uang kepada pelaku yang mengatasnamakan wartawan. Pasalnya, sudah dipastikan bahwa itu penipuan.



"Sejumlah OPD telah melakukan klarifikasi atas SMS yang diterimanya itu. Pasalnya, modus yang digunakan pelaku sama yakni meminta bantuan membiayai operasi jantung dengan cara mentransferkan uang," katanya, Selasa (22/5/2018).

Terkait hal itu, kata dia, hingga saat ini sudah ada beberapa pejabat yang langsung melakukan klarifikasi kepadanya. Mulai dari Bagian Umum, Bagian Tata Pemerintahan, Bagian Perekonomian hingga Dinas Pendidikan (Disdik) Klaten.

Ini merupakan kejadian yang kedua dengan mencatut nama wartawan yang sebelumnya terjadi di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Klaten.

Wartawan yang dicatut namanya untuk memeras sejumlah pejabat tersebut, yakni Angga Purenda yang bekerja di Radar Solo dan bertugas di Klaten. Oknum tersebut mencoba untuk merencanakan pemerasan kepada sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Klaten. Mereka mengadukan modus pemerasan dengan SMS dan telepon tersebut ke Bagian Humas Setda Klaten.

Informasi yang dihimpun, sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Kalten diresahkan dengan ulah oknum yang menggunakan nama wartawan Radar Jawa Pos Pers yang mengaku sebagai Angga untuk meminta bantuan pembiayaan operasi temannya dalam bentuk mentransfer uang. Hal itu diutarakan melalui pesan singkat SMS kepada sejumlah pejabat.

Salah satu pejabat yang menerima SMS itu adalah Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Klaten Amin Mustofa. Dia pertama kali menerima pesan singkat dari nomor 085231595071 itu sekitar pukul 09.30 WIB. Pada SMS pertama kali pelaku yang mengaku wartawan itu berisikan dengan menanyakan kabar kepada pejabat yang bersangkutan.

“Saat menerima SMS itu awalnya saya ragu kalau itu benar-benar dari Angga Jawa Pos Radar Solo. Soalnya dia sudah salah sebut nama saya di SMS pertama kali itu menyebut Amir Mustofa. Masak Angga yang sudah lama mengenal saya tidak mengetahui nama saya. Tetapi SMS itu tetap saya coba balas,” jelas Amin saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/5/2018).

Amin menceritakan di SMS yang kedua dari pelaku meminta izin untuk memberikan kabar yang sangat penting. Pada intinya dia meminta bantuan secara sukarela untuk membiayai operasi jantung dari temannya bernama Ary Siswanto di Rumah Sakit Moewardi, Solo.

Pelaku yang mengaku wartawan itu meminta untuk langsung mentransferkan ke rekening Ary Siswanto melalui BCA dengan nomor 0901391903.

Tak lama berselang dari permintaan untuk mentransferkan ke nomor rekening yang disebutkan, pelaku mengirimkan SMS kembali dengan mempertanyakan mengapa SMS-nya tidak juga dibalas. Amin yang mengetahui sejak awal gelagat sang pelaku sebagai modus penipuan itu pun tidak membalasnya.

“Tapi di SMS terakhir itu dia justru mengatakan saya dengan kata-kata yang sangat kotor. Sampai saya juga dibilang PKI,” ucap Amin.

Pihaknya pun langsung melakukan klarifikasi terhadap Bagian Humas Setda Klaten terkait peristiwa itu karena dua pejabat lainnya di Bagian Umum juga mengalami hal yang sama.

Ternyata dibenarkan bahwa pelaku bukan lah Angga Purenda yang selama ini dikenal sebagai wartawan Jawa Pos Radar Solo yang bertugas di Kabupaten Klaten.

Sementara itu Angga, wartawan Radar Solo mengaku, secara pribadi sangat dirugikan dengan oknum wartawan yang mencoba memeras para pejabat di Klaten dengan mencatut namanya. Tegasnya, hal ini bentuk pencemaran nama baik.

"Saya sangat dirugian, padahal saya tidak pernah meminta bantuan uang sepeser pun ke OPD dan itu juga bukan nomor HP saya yang digunakan oleh oknum. Peristiwa ini sudah saya laporkan ke institusi media saya," kata dia.

Kompartemen Klaten Jawa Pos Radar Solo, Boy Rohmanto mengatakan bahwa laporan dari beberapa OPD sudah disampaikan ke redaksi. Dirinya menegaskan, apa yang dilakukan pelaku dengan mencatut nama wartawan Jawa Pos Radar Solo sudah dipastikan penipuan. (joko)

(way)