Serba serbi

Hati-hati dengan Video Seperti Ini di Youtube, Isinya Propaganda ISIS

Teknologi

18 Mei 2018 09:01 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

JAKARTA, solotrust.com – Penyebaran paham radikalisme dan terorisme sekarang marak disalurkan di platform media sosial seperti Youtube. Tujuannya, untuk mempengaruhi warganet yang masih bisa dipengaruhi dengan “kampanye-kampanye” mereka.

Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Donny Budi Utoyo menceritakan pengalamannya ketika tak sengaja menemukan video yang dari judul terlihat bagus. Video tersebut, katanya, dikemas secara professional dengan judul ‘Ayahku Teladanku’.



“Sekitar dua tahun yang lalu tanpa sengaja saya bersama teman-teman tim sedang masuk ke youtube. Tiba-tiba ada video yang baru di-upload. Menurut saya bagus sekali. Judulnya, ‘Ayahku Teladanku’. Kami sempat download,” ujar Donny, dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB9) bertajuk ‘Cegah dan Perangi Aksi Teroris’ di Gedung Serba Guna Kemkominfo, Jakarta, Rabu (16/5/2018).

Menurutnya, video tersebut serupa video dokumenter yang bagus sekali karena digarap secara profesional. Dalam video itu tampak ada sekumpulan anak yang sedang latihan baris-berbaris dan latihan bela diri.

Setelah diamati, ternyata itu merupakan video propaganda dari ISIS. Sekilas dari judul tidak tampak mencurigakan, namun isinya mendorong orang menjadi radikal.

“Ternyata, ini video ISIS. Menariknya, sudah ada terjemahan Bahasa Indonesianya. Di film itu, seorang anak memberikan testimoni, ‘saya mengikuti teladan ayahku, ayahku dibunuh oleh kafir dan sekarang saya harus membunuh kaum kafir’,” jelas Donny seraya mengutip kalimat di film tersebut.

“Jika film ini ditonton oleh anak-anak, sudah bisa dipastikan akan terpengaruh. Karena menurut saya, kemasan dalam film ini dibuat secara profesional dan mudah dicerna anak-anak,” imbuhnya.

Donny menguraikan, dalam video itu mengadegankan anak-anak yang berkelompok disatukan dalam satu rumah, ruangannya gelap, mereka bergerak seperti pasukan dengan menggunakan infrared, mengejar sesosok musuh yang mereka kejar. Layaknya latihan perang.

“Ternyata, musuh yang dikejar mereka adalah warga negara asing yang sedang diikat matanya. Kemudian di adegan berikutnya musuh yang mereka kejar itu dieksekusi. Terlihat sangat real,” ulas Donny.

Untungnya, jelas Donny, video ISIS itu tidak lama ada di Youtube. Setelah itu langsung di takedown. “Kami dari Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong penggunaan platform media sosial secara baik, sehat dan positif. Dan jelas sekali film itu sangat berbahaya. Karena itu harus ditakedown,” ulas Donny.

(way)