Hard News

Suasana Nobar Film G30S/PKI, dari yang Antusias hingga Ngantuk

Hard News

21 September 2017 14:56 WIB

Salah satu adegan film G30S/PKI yang beredar di YouTube.

SOLOTRUST.COM - Acara nobar (nonton bareng) pemutaran film G30S/PKI digelar di berbagai daerah. Ada yang antusias, tapi ada pula yang terkantuk-kantuk hingga tertidur.
 
Berikut ini rangkuman sejumlah pemberitaan terkait acara nonton film tersebut yang dikutip dari berbagai sumber!
 
Markas Kopassus
Di Markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (20/9/2017) malam tadi, masyarakat antusias nonton bareng pemutaran film G30S/PKI.
 
Rilis elektronik yang diberitakan Kantor Berita Antara menyebutkan, nobar yang dilaksanakan mulai jam 19.30 tersebut, diawali dengan pemutaran film profil sejarah Kopassus untuk mengingatkan kembali kepada keluarga besar prajurit Kopassus akan jasa dan prestasi pengabdian para pendahulu yang telah membesarkan satuan Kopassus.
 
Aster Danjen Kopassus, Letkol Inf Ferry Irawan menjelaskan, pemutaran film tersebut ditujukan kepada para prajurit dan PNS beserta keluarganya agar warga besar Kopassus memahami sejarah kelam bangsa Indonesia pada peristiwa G30S/PKI tanggal 30 September 1965, sebagaimana disampaikan oleh Panglima TNI. 
 
"Mulai malam ini sampai dengan tanggal 30 September nanti, satuan jajaran Kopassus akan menggelar Nobar di lingkungan Markas Satuan Kopassus. Puncaknya nanti semua satuan tersebut akan menggelar Nobar pada hari Sabtu, tanggal 30 September 2017, jam 19.30 Wib di daerah masing-masing," kata Ferry.
 
Nobar yang diperuntukkan kepada seluruh warga besar Kopassus ini mendapatkan perhatian dari masyarakat sekitar Cijantung yang menyaksikan pada sepanjang pagar luar di Lapangan Gatot Soebroto. 
 
Melihat antusiasme masyarakat yang menyaksikan Nobar tersebut, Kopassus membuka pagar lapangan dan mempersilahkan masyarakat untuk menyaksikan bersama. Para pedagang pun ikut masuk dan bersama masyarakat berbaur untuk menyaksikan film G30S/PKI yang digelar Kopassus pada tiga layar lebar berukuran 4x3 meter yang dijejer di lapangan.
 
Selain keluarga besar Kopassus, ternyata masyarakat sekitar juga secara spontan dan penuh antusias ikut menonton film pengkhianatan G30S/PKI tersebut sehingga terlihat kebersamaan dan keakraban diantara prajurit Kopassus beserta keluarganya dengan masyarakat yang datang hadir di lapangan Gatot Soebroto. 
 
Selama satu jam pemutaran film ini diperkirakan diikuti lebih dari 1.300 orang, baik prajurit dan keluarga besar Kopassus yang berasal dari Satuan 81 Kopassus, Grup 3 Kopassus dan Denma Kopassus maupun masyarakat sekitar Cijantung.
 
Tertidur
Pemandangan berbeda nampak di SMP Muhammadiyah I Depok, di mana sejumlah penonton tertidur pulas saat acara nobar film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI. Mereka tertidur pulas saat film yang dimulai sekitar 21.30 WIB tersebut baru berjalan sekitar 30 menit. 
 
CNNIndonesia memberitakan, ada lima anak laki-laki yang tertidur pulas. Perilaku mereka itu berbeda dibanding saat film baru diputar selama 20 menit. Kala itu, mereka tampak masih semangat menyaksikan dengan duduk bersila tanpa bersadar ke tembok. 
 
"Dia ngantuk kali. Soalnya udah malam juga," tutur salah seorang siswi yang enggan menyebutkan identitasnya dan identitas temannya yang tampak tertidur.
 
Sementara itu, lebih dari lima orang siswi SMK Muhammadiyah I Depok juga tampak bosan dan mengantuk meski baru setengah jam menonton.Mereka mengambil posisi tidur berselimut sambil menatap layar besar yang digunakan untuk menampilkan film. Posisi mereka sendiri berada di dekat tembok agar terasa lebih nyaman.
 
Ada sekitar 50 peserta yang hadir dalam acara nonton bareng di SMK Muhammadiyah I Depok Rabu malam (20/9). Para peserta terdiri dari siswa-siswi SD dan SMK Muhammadiyah, beberapa guru, serta penjaga sekolah.
 
Perihal film yang ditayangkan, ada beberapa bagian yang tidak ditayangkan, terutama di bagian yang mengandung kekerasan.
 
Perlu Didampingi
Pemutaran film ini menuai banyak tanggapan. Seperti Gubernur DIY, Sri Sultan HB (Hamengkubuwana X) yang tidak melarang pemutaran film G30S/PKI di wilayahnya. Meskipun demikian, Raja Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini meminta orangtua mendampingi anak-anak mereka saat menonton film tersebut. 
 
"Orangtua menemani anak-anak karena banyak adegan kekerasan dalam film itu," ujar Sultan sebagaimana dilansir Liputan6.
 
Jangan Dipaksa Nonton
Sementara itu Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mempersilakan acara nonton bareng film Pengkhianatan G30 S/PKI. Hal itu bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat. Namun, ia tak ingin ada pemaksaan untuk menontonnya.
 
"Yang mau nonton, tonton aja. Tapi enggak usah dipaksa-paksa," kata dia, di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (20/9).
 
Menurutnya, pemutaran ulang film tersebut bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat Indonesia. "Asal film itu sesuai dengan kenyataan, enggak apa-apa, pelajaran bagi kita semua," imbuhnya.
 
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu juga mengaku tidak risau dengan dampak yang mungkin ditimbulkan dari pemutaran ulang film G30 S/PKI itu. Syaratnya, tidak ada upaya politisasi atau menjadikannya sebagai alat provokasi.
 
"Ya asal jangan di politisir saja. Kalau itu untuk pembelajaran kewaspadaan enggak apa-apa. Kalau ada maksud maksud lain tidak boleh," ujar Ryamizard. "Jadi dijelaskan, jangan diapa namanya, diprovokatorkan. Ini begini ini, ini begini, wah, kayak memojok-mojokan (pihak lain), enggak boleh," tambahnya.
 
Ryamizard juga sepakat dengan ide Presiden Jokowi tentang pembuatan versi baru film G30 S/PKI. Namun, kata dia, "Dipikirkan dulu, dikoordinasikan, kalau saya yang ngomong sekarang, itu versi saya."

(Redaksi Solotrust)