Hard News

Bandara Kertajati Dipaksakan sebagai Embarkasi Haji?

Hard News

3 Mei 2018 20:30 WIB

Presiden Jokowi saat meninjau proyek pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kertajati Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Selasa (17/4). (Foto: BPMI)

MAJALENGKA, solotrust.com - Pembangunan fisik Bandara Kertajati telah mendekati seratus persen selesai dan rencananya dioperasikan pada Mei 2018. Salah satu target utama bandara di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ini adalah sebagai embarkasi haji dan umrah. Sehingga ada akses penerbangan langsung dari Kertajati menuju Jeddah, Arab Saudi.

Menurut Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, jika dilihat jumlah/persentase calon jamaah haji/umrah target itu cukup rasional. Pasalnya, jumlah calon jamaah haji/umrah Jawa Barat tertinggi di Indonesia, yakni berkisar 20 persen dari total calon jamaah haji Indonesia. Wajar jika provinsi ini ingin punya embarkasi sendiri.



“Namun, jika melihat panjang runway Bandara Kertajati, target menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji harus dikaji ulang. Mengingat panjang runway-nya hanya mencapai 2500 meter saja, sedangkan untuk mengangkut calon jamaah haji diperlukan pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 atau Boeing 777, sehingga panjang runway yang diperlukan minimal 3000 meter,” beber Tulus Abadi dalam siaran persnya, Kamis (03/05/2018).

Oleh karena itu, lanjut dia, demi keamanan dan kenyamanan calon jamaah haji serta keselamatan penerbangan, pemerintah jangan memaksakan diri menjadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi haji tahun ini. Jangan hanya karena ingin pencitraan, kemudian aspek keselamatan penerbangan diabaikan.

“Pihak maskapai jangan dipaksa dengan rekayasa teknis agar penerbangan bisa transit dulu di Soekarno Hatta atau Kualanamu untuk mengisi bahan bakar. Itu hal yang tidak efisien, baik dari sisi biaya dan waktu penerbangan,” kata Tulus Abadi.

Jika Bandara Kertajati ingin menjadi embarkasi haji, menurutnya pemerintah/Kemenhub harus memperpanjang runway terlebih dulu, minimal menjadi 3000 meter. Tak ada kompromi untuk aspek kenyamanan, keamanan dan keselamatan penerbangan.

(and)