Hard News

May Day, Buruh Desak Hanif Dicopot dari Menteri

Hard News

01 Mei 2018 20:29 WIB

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (kemnaker.go.id)

JAKARTA, solotrust.com - Salah satu tuntutan serius buruh tergabung dalam Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) dalam memeringati Hari Buruh Internasional atau lebih dikenal dengan May Day 2018 adalah supaya Presiden Republik Indonesia mencopot Hanif Dhakiri dari jabatannya selaku Menteri Ketenagakerjaan.

Alasannya karena kehadiran Hanif Dhakiri sebagai Menaker hanya menjadi beban kerja Presiden Joko Widodo. Menurut para buruh, Hanif tidak paham serta tak mengerti kinerja ketenagakerjaan di Indonesia.



“Satu hal yang harus dipahami bersama adalah semakin lemah serikat buruh di negara ini, maka semakin gawat hubungan industrial dan pasti ekonomi semakin melemah,” kata Ketua Umum SBSI, Muchtar Pakpahan di Jakarta, dilansir dari sbsinews.id, Selasa (01/05/2018)

Sebagai contoh, dia mengungkapkan Hanif Dhakiri ketika baru dilantik menjadi menteri pada November 2014 melakukan inspeksi mendadak (Sidak) hingga memanjat pagar rumah penampungan tenaga kerja wanita (TKW) di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.

“Seharusnya, kalau dia (Hanif) mengerti ketenagakerjaan tidak perlu memanjat pagar PJTKI. Tinggal dipanggil saja pengawasnya. Ini karena dia tidak mengerti dan terpengaruh presiden yang terkenal blusukan. Jadi dia ikut-ikut panjat pagar,” kata Muchtar Pakpahan.

Menurut catatannya, awal Hanif Dhakiri menjabat Menteri Ketenagakerjaan anggota buruh berserikat mencapai 4,3 juta. Adapun jumlah serikat buruh di perusahaan mencapai 14 ribu.

“Di awal 2018, Hanif mengumumkan jumlah buruh berserikat tinggal 2,7 juta dan serikat buruh perusahaan tinggal 700, tinggal separuh. Kalau tetap dia menteri, maka akan memperuncing hubungan perindustrial,” ujar Muchtar Pakpahan.

(and)