Hard News

Kisah Inspiratif: Jualan Brownies, Mahasiswi Cantik Ini Kantongi Rp40 juta Perbulan

Hard News

25 April 2018 22:24 WIB

SURABAYA – Riska Maraya, mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Airlangga (UNAIR) kian sukses menapaki usahanya dengan label Maraya Brownies. Berawal dari hobi sang ibu membuat kue, usaha itu menjadi besar seperti sekarang. Penggemarnya juga lumayan, meski masih terbilang bisnis baru.

“Memang, aku itu suka berjualan. Kebetulan ibuku suka bikin kue dan aku nggak pernah memasarkannya. Suatu ketika, ibu menyuruh memasarkan. Waktu itu aku cuma promo ke Instastory dan ternyata banyak yang pesan,” kata Riska Maraya, dilansir dari laman resmi Universitas Airlangga, unair.ac.id, Rabu (25/04/2018).



Mengutamakan cita rasa serta mengikuti perkembangan zaman dengan memadupadankan topping kekinian, Maraya Brownies rupanya menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. Topping disajikan seperti green teaovomaltinenutella dan creamcheese.

Dengan banderol harga mulai Rp40 ribu hingga Rp55 ribu, Maraya Brownies sudah dapat dinikmati para pembeli di mana saja. Konsumen tak hanya datang dari Kota Surabaya , melainkan telah menjangkau berbagai daerah di Indonesia, bahkan mancanegara. Saking moncernya, Riska pernah mengantongi keuntungan kotor mencapai Rp40 juta.

”Waktu itu pernah dipesan Abel Cantika, salah seorang beauty vlogger. Kemudian pernah ngirim ke Malaysia. Dulu yang bikin ibu, lalu aku belajar full dan akhirnya bisa menggantikannya,” ungkapnya.

Alhamdulillah sekarang ada bagian produksi dan lainnya. Bicara keuntungan, pernah sih dapet  Rp40 juta, tapi itu masih kotor karena belum termasuk pengeluaran gaji admin, kurir, SDM dan belanja produksi,” tambah mahasiswa yang kerap menjadi master of ceremony (MC).

Ditanya mengenai rencana jangka panjang, Riska mengaku dirinya memang ingin membuka toko. Namun, sejenak dia menyadari di era saat ini, kecanggihan teknologi dirasa lebih efektif untuk menjalankan usahanya. Meski demikian, Riska belum memikirkan secara pasti apakah dirinya nanti benar-benar membuka toko atau hanya mengembangkannya melalui online.

“Sekarang kan orang lebih milih pesan lewat online atau layanan pengantaran makanan berbasis online daripada mampir di toko. Selain itu, kalau buka toko memang harus memiliki persiapan yang lebih matang. Jadi, saat ini aku online dulu sebab memang dengan online, aku juga sudah alhamdulillah,” pungkas mahasiswi yang tengah menyelesaikan skripsi ini. 

(and)