Hard News

Wow! Anies Baswedan Kuliahi Guru Besar dan Dekan Turki

Hard News

25 April 2018 21:57 WIB

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan kuliah umum di Bahçeşehir University di Istanbul (Instagram-@aniesbaswedan)

ISTANBUL, solotrust.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkunjung ke Turki usai menghadiri Forum “The Third Edition of Smart Cities African Casablanca 2018” di Casablanca, Maroko, Kamis (19/04/2018). Dalam kunjungannya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Kerja ini berkesempatan menjadi pembicara kuliah umum.

Lewat akun Instagram pribadinya @aniesbaswedan, Anies Baswedan mengungkapkan dirinya diminta memberi kuliah umum di Bahçeşehir University, Istanbul. Tema yang diangkat berkaitan dengan kota dan masa depannya.



“Saya jawab: “Bersedia”, saat Dubes Turki menanyakan kesediaan saya untuk memberikan kuliah umum di Bahçeşehir University di Istanbul. Temanya tentu saja seputar kota dan masa depannya,” tulis orang nomor satu DKI.

Siang itu, Anies Baswedan mengaku datang terlambat di kampus lantaran seusai shalat Jumat ada tambahan kegiatan mendadak bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Masjid Eyub Sultan.

“Kampusnya terletak di tepi Selat Bosphorus, pemandangan indah dari kampus ke arah selat. Ketika masuk ruangan, ternyata kuliah umumnya bukan dihadiri mahasiswa, tetapi para guru besar dan dekan di kampus,” kisahnya.

Menurut Anies Baswedan, format ruangan kuliah umum seperti untuk diskusi intensif. Menariknya, tema diangkat bukan sebatas isu kota dan masa depannya, melainkan lebih luas lagi soal dunia internasional.

“Meski dapat dua kejutan, justru jadi materi diskusi yang menarik. Setelah saya memberikan paparan, kami benar-benar saling tukar pikiran. Dengan spektrum tema yang amat luas dari soal sistem logistik, smart city, konsep pendidikan, perbankan syariah hingga soal kehadiran kekuatan Tiongkok di Asia dan soal keseimbangan kekuatan militer di Asia,” papar pencetus gerakan Indonesia Mengajar ini.

Dialog dan diskusi, diakuinya benar-benar menyenangkan karena deretan pertanyaan dari para guru besar dan dekan sangat banyak dan variatif. Pertanyaan mereka menggambarkan penguasaan atas kondisi di Asia.

“Diskusi penuh pertanyaan tajam, menantang dan bagus, terasa mencerahkan bagi semua. Diskusipun jadi lebih panjang dari jadwal yang direncanakan. Semua merasakan, bukan hanya perjumpaan ide, tapi ini merupakan simpul perikatan hubungan antarbangsa Indonesia dan Turki. Tentu saja dari sini muncul berbagai ide baru yang bisa jadi bahan untuk terobosan-terobosan,” pungkas Anies Baswedan.

(and)