Ekonomi & Bisnis

Februari 2018, Okupansi Hotel Solo Capai Rekor Tertinggi

Ekonomi & Bisnis

6 April 2018 08:46 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com - Berdasar data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Surakarta, okupansi hotel di Solo meraih rekor tertinggi di angka 51,5% pada Februari 2018.

Kepala BPS Solo, R. Bagus Rahmat Sutanto, menjelaskan angka tersebut naik cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 44,78%.



"Kenaikan okupansi hotel berbintang di Solo, didominasi kinerja hotel bintang empat yang mampu tumbuh 10,06 %, yaitu dari 48,48% pada Februari 2017 menjadi 58,54% pada Februari 2018," ujarnya.

Di urutan kedua, hotel bintang dua tumbuh menjadi 45,64% atau lebih tinggi dari periode sama tahun lalu 38%. Sedangkan okupansi hotel bintang tiga tumbuh dari 46,42% menjadi 51,71%. Selain itu, rata-rata lama menginap wisatawan di hotel berbintang mengalami peningkatan, yaitu 1,45 hari atau tumbuh 0,03 poin dibanding bulan Januari, yaitu 1,42 hari.

 “Baik wisatawan asing maupun domestik, sama-sama menyumbang kenaikan lama menginap. Kalau asing naik dari 1,89 hari menjadi 2,79 hari, sedangkan wisatawan domestik naik dari 1,42 hari menjadi 1,43 hari,” paparnya.

Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo menyebut bahwa bulan Februari adalah periode low season yang rata-rata okupansi hotel hanya 30% - 40%. Ketua PHRI Solo, Abdullah Suwarno menilai pemicu peningkatan okupansi adalah adanya event dan “Jokowi effect.” Salah satunya, gelaran event bulan diskon Solo Great Sale (SGS) selama bulan Februari. Dimana Pemkot dan Kadin bersinergi mengkolaborasikan antara belanja dengan berbagai kegiatan.

"Event itu jelas sangat membantu. Bahkan di Januari pun sudah jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Dengan pencapaian cukup baik di Januari dan Februari, pihaknya optimis kondisi di bulan Maret dan April akan lebih baik lagi. Terlebih, sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) belum banyak di awal tahun. Prediksinya, bila MICE sudah mulai masuk, okupansi bisa naik hingga kebih dari 60%. (Rum)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya