Serba serbi

Festival Underwater Banyuwangi, dari Menari Gandrung di Bawah Laut Sampai Dancing Nemo

Wisata & Kuliner

5 April 2018 15:33 WIB

(Dok Instagram @banyuwangi_tourism)

BANYUWANGI, solotrust.com – Konservasi kelautan dan perikanan menjadi andalan Kabupaten Banyuwangi. Dalam rangka mengampanyekan makna cinta laut kepada masyarakat, digelarlah sebuah festival bertajuk ‘Festival Underwater Banyuwangi’.

Berloksi di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, festival ini berlangsung dari 4 hingga 6 April 2018.



Pantai Bangsring merupakan kawasan konservasi bawah laut yang dikelola oleh nelayan Bangsring, Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi. Pada tahun 2017, kelompok nelayan di kawasan ini berhasil menerima Kalpataru dari Presiden Joko Widodo karena mereka mampu merubah mindset dari yang dulunya pengebom ikan kini aktif melakukan restorasi terumbu karang.

Baca juga : Banyuwangi Gelar Festival Tari Daerah

Pembukaan Festival Underwater Banyuwangi diawali dengan penampilan tarian Kalpataru yang dilanjutkan dengan pemukulan rebana oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Zulficar Mochtar dan Bupati Banyuwangi Muhammad Azwar Annas.

Setelah itu, acara diramaikan dengan beberapa penyelam yang akan melakukan tarian khas Banyuwangi yakni Tari Gandrung. Ya, Tari Gandrung tersebut ditarikan di bawah air.

Tarian yang menjadi salah satu ikon Banyuwangi ini sukses dibawakan oleh 23 penari dan pemain musik tradisional di dasar Laut Bangsring. Mereka menari di kedalaman 10 meter selama 10 menit dengan kostum Gandrung yang dilengkapi perlengkapan menyelam.

Kepala Balitbang KKP Zulfichar mengaku terkesan melihat atraksi ini. Acara ini baginya merupakan terobosan model pariwisata di mana pemerintah daerah berkolaborasi dengan kelompok nelayan konservasi bersama-sama mengemas sebuah event yang sangat menarik.

“Proses transformasi yang terjadi dari nelayan pembom ikan menjadi pelaku konservasi hingga menjadi pariwisata masif adalah hal yang sangat luar biasa. Ditambah dengan dukungan pemerintah daerah yang bisa mendorong kemajuan sektor pariwisata, menjadi sebuah inspirasi yang bisa menjadi contoh untuk daerah lain,” kata Zulfikar.

Tak hanya manari Tarian Gandrung di bawah air, digelar juga "Nemo Dancing" atau pengamatan ikan Nemo selama 48 jam. Ini sekaligus dilakukan untuk memecahkan rekor MURI.

"Nemo Dancing" ini melibatkan tim dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Brawijaya (UB) Malang.


Atraksi ini menjadi salah satu bukti nyata keberhasilan konservasi yang dilakukan oleh nelayan Bangsring. Dulu, terumbu karang rusak dan Ikan Nemo menghilang, namun setelah menjadi area konservasi, Ikan Nemo pun kembali.

Event ini adalah bagian kampanye kepedulian kami dengan laut, karena laut adalah masa depan kita yang harus terus dijaga dan dipelihara. Kami juga bangga dengan aksi para nelayan muda di sini, bersinergi dengan kami dan berhasil menjadikan wisata bahari ini menjadi salah satu tujuan liburan favorit di Banyuwangi,” kata Bupati Anas.

Selain pengamatan Nemo, digelar juga acara edukasi bahari bagi 250 pelajar sekolah dasar yang berada di sekitar Pantai Bangsring. Salah satu edukasi yang diberikan adalah pengenalan jenis-jenis ikan seperti ikan tangkap dan ikan hias maupun yang dilindungi.

Tak ketinggalan digelar juga beberapa acara lain seperti marine education, lomba kano, lomba lari sisir pantai, hingga underwater photography.

"Ke depan mungkin bukan saatnya lagi pemerintah bicara, pidato banyak ke nelayan dan anak-anak milenial, terlebih soal konservasi. Dengan konservasi, kita bisa mengajak pemuda, mahasiswa untuk menyelam. Itu memberi pelajaran langsung betapa pentingnya konservasi untuk mengembalikan lagi indahnya laut kita," tutur Anas.

Anas juga berharap sinergi antarpemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat terus berjalan dengan baik terkait hal ini.

Festival Underwater Banyuwangi kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar. Sebelumnya, acara ini juga telah dilaksanakan pada 2016 yang lalu.

Saat itu, nelayan Bangsring sukses mencatatkan rekor MURI pada gelaran Banyuwangi Underwater Festival 2016. Sebanyak 56 nelayan Dusun Krajan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo berhasil menyelam selama 28 jam di Perairan Bangsring. Para nelayan tersebut secara bergantian melakukan penyelaman selama 30 menit. (Lin)

(way)