Serba serbi

Keren! Start-Up Karya Anak Bangsa Ini Unjuk Gigi di SXSW 2018

Teknologi

21 Maret 2018 13:45 WIB

(Dok Instagram @triawanmunaf)

SOLO, solotrust.com – Pada tanggal 11-14 Maret 2018 lalu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI membawa sejumlah perusahaan start-up lokal karya anak bangsa untuk tampil di Paviliun Archipelageek Bekraf dalam pergelaran Internasional South by Southwest (SXSW) 2018 di Austin, Texas, Amerika Serikat.

Diselenggarkaan di Hall 2, 3, dan 4 Austin Convention Centre (ACC), beberapa start-up tersebut di antaranya SERUNIAUDIO, Kata.ai, Mycotech, Saft7robotics, Squline, Vestifarm, Digital Happiness, Minikino, dan Telkomsel NextDev.



Dalam keterangan yang diperoleh dari unggahan Instagram Kepala Bekraf Triawan Munaf, Rabu (21/3/2018), Bekraf mengusung para start-up tersebut agar mereka dapat secara aktif membangun network dengan para pelaku bisnis di SXSW sekaligus membuka pasar yang tidak hanya di Amerika Serikat (AS), namun juga ke mancanegara lainnya.

Kali ini, kehadiran Bekraf di SXSW merupakan kolaborasi antara Deputi Pemasaran dan Deputi Infrastruktur yang bertujuan agar menghasilkan dampak yang lebih signifikan dalam mencapai target kesepakatan bisnis.

Sepanjang gelaran SXSW 2018 ini, delegasi Indonesia berhasil membawa pulang sejumlah capaian terutama yang berkaitan dengan kesepakatan bisnis serta tawaran kerja sama oleh beberapa pelaku usaha kreatif dari beberapa negara.

Selain itu, penampilan delegasi Indonesia dalam acara ini juga mampu menuai sejumlah pujian dan respon positif dari para pengunjung paviliun Archipelageek Bekraf.

1. Mycotech

Beberapa capaian serta prestasi dari delegasi Indonesia di antaranya adalah Mycotech yang berhasil membukukan sejumlah prestasi berupa beberapa penawaran bisnis seperti tawaran kerja sama partner produksi dan distribusi dari sebuah perusahaan pembuat panel asal Connecticut, Tactile.

Tak hanya itu, perusahaan start-up yang bergerak di bidang material terbarukan dengan menggunakan teknologi pemanfaatan limbah pertanian/agrikultur serta miselia jamur ini juga diajak untuk berpartisipasi oleh Gary Shapiro selaku penyelenggara kegiatan teknologi terbesar Consumer Electronic Show (CES) di Las Vegas, AS. Mereka juga mendapatkan penawaran kolaborasi dari Anna Robertson dari sebuah Venture Capital (VC) di Austin, Texas.

2. Saft7robotics

Sementara itu, Firmansyah Saftari selaku pemilik dari Saft7robotics mengatakan bahwa selama penyelenggaraan Archipelageek kali ini, Saft7robotics berhasil mendapatkan sejumlah kesepakatan serta penawaran bisnis. Saft7robotics adalah start-up yang bergerak dalam bidang robotik dengan menggabungkan aspek teknologi, seni, elektronika, dan mekanik.

Kesepakatan dan penawaran bisnis tersebut seperti pembelian produk robotik oleh sebuah vendor peralatan teknologi untuk laboratorium di sekolah menengah dan perguruan tinggi di Austin, kesepakatan kerja sama bisnis dengan sebuah konsultan teknologi di Austin agar teknologi robotika milik Saft7robotics dapat dijadikan sebagai mata pelajaran di tingkat dasar seluruh sekolah di Austin, serta tawaran kerja sama oleh Singapura untuk menjadikan produk robotik ini sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah dasar. Harga yang ditawarkan terhadap produk mereka berkisar antara US$ 150 hingga US$ 300.

3. SERUNIAUDIO

Hal yang menggembirakan juga ditunjukkan oleh SERUNIAUDIO, sebuah perusahaan dengan lini produk hand-built microphone bagi instrumen akustik. Selama trade show Archipelageek ini, banyak mendapatkan perhatian dari para pengunjung yang tertarik dan ingin langsung membeli produk dari SERUNIAUDIO.

Ke depannya, Seruni ingin melakukan follow-up kemungkinan kerja sama dengan toko-toko musik untuk memasukkan produk Seruni ke Amerika Serikat dan Argentina. Antusiasme tinggi yang ditunjukkan oleh para pengunjung booth SERUNIAUDIO menunjukkan bahwa perusahaan ini memiliki peluang yang sangat besar untuk masuk ke dalam pasar Amerika Serikat.

4. Kata.ai

Kata.ai, sebuah perusahaan start-up di bidang usaha produksi aplikasi chatbot (Conversational AI Company) juga banyak dikunjungi oleh berbagai macam pengunjung untuk keperluan partnership maupun bisnis. Irzan Raditya, pemilik Kata.ai menjelaskan bahwa fungsi chatbot akan menjadi populer di Indonesia dan akan dipakai oleh berbagai perusahaan di dunia.

“Salah satu perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) dari Amerika Selatan telah menunjukkan ketertarikannya untuk menggunakan chatbot di perusahaan mereka dan akan mulai menjajaki peluang kerja sama dengan Kata.ai,” kata Irzan. Selain itu, dari trade show ini juga Kata.ai bertemu dengan beberapa perusahaan investor yang ingin berinvestasi di AI company.

Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Houston Dr Nana Yuliana, saat berkunjung ke booth Archipelageek menyatakan keinginannya agar lembaganya dapat menggunakan Kata.ai sebagai solusi bagi layanan customer service dan FAQ bagi para tamu/pelanggan yang membutuhkan informasi dari KJRI Houston.

“Penggunaan teknologi chatbot ini sangat tepat, karena mampu mengurangi beban layanan call center yang sangat tinggi dan penggunaan tenaga kerja yang banyak (costly),” ujarnya. Ia juga berharap agar produk besutan Kata.ai ini bisa segera diterapkan sebagai bentuk layanan smart office KJRI Houston.

5. Squline

Start-up lain yang yang turut hadir dalam acara tersebut adalah Squline. Selain tampil dalam gelaran SXSW, Squline juga sempat meramaikan event Dallas Travel & Adventure Show yang diselenggarakan pada tanggal 16-17 Maret 2018.

Kehadiran Squline pada acara ini ternyata direspon dengan baik oleh para pengunjung yang tertarik menggunakan tutor-tutor asal Indonesia untuk belajar bahasa Indonesia secara daring. Squiline adalah salah satu start-up karya anak bangsa yang berfokus pada bidang edukasi dan menawarkan bentuk online learning platform. Squline mencoba untuk menjembatani para pembelajar dengan native tutor di seluruh dunia.

6. Minikino

Lain lagi dengan Minikino. Sebagai sebuah komunitas asal Indonesia yang bergerak di bidang pengembangan film pendek nasional, Minikino kerap kali menyelenggarakan festival film pendek di lingkup nasional dan internasional sepanjang 15 tahun kiprahnya dalam dunia film Indonesia.

Nah, dalam event ini, mereka berhasil membuat kesepakatan dengan Andrew Garrison dari Department of Radio-Television-Film, The University of Texas, Austin untuk penyelenggaraan pertukaran program film pendek antara Minikino Film Festival dengan Austin Film Festival.

7. Vestifarm

Vestifarm, start-up unik yang menawarkan sebuah online platform untuk investasi di peternakan dengan konsep patungan (crowdfunding) juga berkesempatan untuk mengadakan pembicaraan bisnis dengan sejumlah investor asing di SXSW kali ini.

Namun, pembicaraan lanjutan masih harus dilakukan dengan para investor tersebut terkait dengan mekanisme penyerahan bantuan investor kepada para peternak yang berafiliasi dengan Vestifarm. Hal ini diperlu kan elaborasi lebih lanjut mengingat harapan utama Vestifarm melalui platform ini adalah dapat menyejahterakan para peternak lokal di Indonesia.

8. Digital Happiness

Start-up pengembang game di Indonesia juga tak luput dari event ini. Adalah Digital Happiness, perusahaan pengembang game yang terkenal dengan game DreadOut-nya ini juga telah diundang pada event SXSW tahun lalu.

Dan tahun ini, mereka kembali diundang untuk ikut berpartisipasi dalam Game Show SXSW, sebuah event khusus SXSW bagi para pelaku industri game internasional, pada tanggal 15 – 17 Maret 2018. Kali ini, mereka membawa produk terbaru mereka yakni DreadEye yang dapat dimainkan menggunakan platform Virtual Reality (VR).

Dinominasikannya game ini untuk 2018 SXSW Gaming Gamer’s Voice Award menjadi bukti nyata eksistensi mereka di dunia game. (Lin)

(way)