Hard News

BMKG Tegaskan Cuaca Panas Indonesia Bukan Karena Heatwave

Nasional

18 Mei 2021 11:18 WIB

ilustrasi cuaca panas (Foto: ayosemarang)

JAKARTA, solotrust.com - Cuaca panas belakangan ini melanda beberapa  wilayah di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan suha panas tersebut bukan berasal dari gelombang panas atau heatwave.

“Yang terjadi di wilayah Indonesia adalah kondisi suhu panas harian yang umumnya disebabkan kondisi cuaca cerah pada siang hari dan lebih signifikan pada saat posisi semu matahari berada disekitar ekuatorial,” kata Deputi Bidang Meteorologi Guswanto, dikutip dari Antara, Selasa (18/5).



Menurut World Meteorological Organization (WMO) gelombang panas atau heatwave merupakan fenomena udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimun rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau 9 derajat Fahrenheit atau lebih.

Gelombang panas biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti di wilayah Eropa dan Amerika. Geografis wilayah Indonesia berada di sekitar ekuatorial, sehingga memiliki karakteristik dinamika atmosfer yang berbeda dengan wilayah lintah menengah-tinggi.

Secara dinamika atmosfer hal tersebut dapat terjadi karena udara panas terperangkap disuatu wilayah disebabkan adanya anomaly udara atmosfer yang mengakibatkan aliran udara tidak bergerak secara luas, seperti  misalnya ada sistem tekanan tinggi dalam skala yang luas dan terjadi cukup lama.

“Selain itu, wilayah Indonesia juga memiliki variabilitas perubahan cuaca yang cepat. Dengan perbedaan karakteristik dinamika atmosfer tersebut, maka dapat dikatakan bahwa di wilayah Indonesia tidak terhadi fenomena yang dikenal dengan gelombnag panas atau heatwave,” ujar Guswanto.

Pada pertengahan Mei 2021, posisi semu matahari sudah berada di Belahan Bumi Utara (BBU) di sekitar 19 derajat Lintang Utara, kondisi tersebut mengindikasikan bahwa di wilayah Indonesia selatan ekouator akan menjelang periode angina timuran yang identik dengan musim kemarau.

Berdasarkan pengamatan BMKG, suhu maksimum tanggal 16 Mei 2021 tercatat berkisar antara 33 – 35,2 derajat Celcius dengan suhu maksimum 35,2 derajat Celcius terjadi di Surabaya.

Kisaran suhu maksimum tersebut masih tergolong kondisi normal dimana perubahan suhu maksimum harian masih dapat terjadi dalam skala waktu harian bergantung pada kondisi cuaca atau tingkat perawanan di suatu wilayah.

“Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki awal musim kemarau dimana tingkat perawanan akan cukup rendah pada siang hari, sehingga masyarakat diimbau dan diharapkan tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas atau kondisi terik pada siang hari dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga serta lingkungan,” tambahnya.

(zend)