Entertainment

HYBE Akuisisi Ithaca Holdings, Ini Kata Analis

Selebritis

13 Mei 2021 14:37 WIB

HYBE (Sumber gambar: Hybecorp.com)

Solotrust.com - HYBE telah mengumumkan gebrakan baru, yakni akuisisinya terhadap Ithaca Holdings, milik pengusaha musik Amerika Scooter Braun. HYBE akan membeli 100 persen saham perusahaan itu seharga US$1,05 miliar melalui anak perusahaannya di AS, Big Hit America Inc. HYBE akan mendanai Big Hit America untuk kesepakatan tersebut, yang akan meningkatkan modalnya sebesar 1,07 triliun Won.

Kesepakatan itu diatur untuk mempertemukan artis papan atas yang dikelola oleh kedua perusahaan. HYBE memiliki beberapa label yang mewakili artis K-Pop seperti BTS, Zico, SEVENTEEN, NU'EST, TXT, GFriend, dan ENHYPEN. Sementara Ithaca Holdings mewakili artis seperti Justin Bieber, Ariana Grande, J Balvin, dan Demi Lovato.



Big Hit Entertainment, nama perusahaan itu sebelum berganti menjadi HYBE, melakukan go public di bursa utama Korea, KOSPI, pada Oktober lalu. Big Hit kemudian menandatangani kesepakatan demi kesepakatan dengan beberapa pemain industri terbesar, seperti Naver, Universal Music Group, dan YG Entertainment, perusahaan dibalik girlgroup BLACKPINK.

Terkait ini, analis dari Hana Financial Investment Co. bernama Lee Ki Hoon, sebagaimana dilansir dari Yonhap News Agency memberikan analisanya. Analis yang berbasis di Seoul itu mengatakan akuisisi terbaru itu akan memberikan dorongan besar untuk ekspansi HYBE yang tampaknya tak ada habisnya, dengan banyak artis yang memberi perusahaan kekuatan tawar yang besar dalam industri hiburan yang kompetitif.

"Akuisisi ini akan menghasilkan kekuatan yang ekstrim. Dalam hal subscriber YouTube, itu akan mempertemukan No 1 Justin Bieber, No 3 BTS dan No 4 Ariana Grande. BLACKPINK diharapkan untuk bergabung dengan Weverse (platform komunitas penggemar HYBE), dan di atas itu, ada kemitraan dengan label lain. Ini saja sudah memiliki basis penggemar 220 juta," katanya.

Sementara itu Park Ha Kyung, seorang analis di Korea Investment & Securities mengatakan bahwa dengan bergabungnya musisi pop ternama, HYBE tidak hanya meningkatkan portofolionya tetapi juga menurunkan ketergantungannya pada BTS.

Pada tahun 2019, penjualan yang dihasilkan BTS menyumbang 97 persen dari pendapatan perusahaan, tetapi angka tersebut turun menjadi 85 persen pada 2020 menyusul merger dengan label lokal, seperti Pledis dan Source Music.

"Memiliki portofolio artis yang lebih beragam dari berbagai genre, seperti hip hop, Latin, dan country, dibandingkan dengan portofolio sebelumnya yang 100 persen K-pop, juga akan membantu perusahaan mengamankan mesin pertumbuhan baru," kata Park.

Lebih penting lagi, kata para analis, fandom dan portofolio artis yang lebih besar akan mengarah pada peningkatan penjualan yang nyata, jika artis yang masuk bergabung dengan platform komunitas penggemar HYBE.

Weverse, yang juga menjual merchandise, tiket, dan video, mewakili lebih dari 15 musisi. Mereka termasuk artis K-pop yang dikelola HYBE dan Non-HYBE, seperti BTS, SEVENTEEN, CL dan TREASURE, serta artis yang berbasis di luar negeri, seperti Gracie Abrams dan Alexander 23.

"Pasar merchandise global sebagian besar adalah tentang T-shirt. Pikirkan, misalnya ARMY Bomb dalam konser Justin Bieber. Jika kapasitas produksi merchandise Big Hit bertemu dengan artis global, itu akan mengarah ke pasar yang sama sekali baru bagi penggemar global yang mencari lebih banyak merchandise," kata Lee Sun Hwa, seorang analis di KB Securities Co.

Lee memproyeksikan penjualan dari Weverse akan menyumbang 66 persen pendapatan tahun ini, naik dari 41 persen pada tahun 2020, mencatat bagaimana penggemar K-pop biasanya menghabiskan US$8 untuk merchandise dibandingkan dengan rata-rata $5,50 oleh penggemar musik lainnya. (Lin)

(wd)