Hard News

Volume Kendaraan Keluar Masuk Solo Meningkat Jelang Masa Peniadaan Mudik

Jateng & DIY

5 Mei 2021 23:59 WIB

Petugas Dishub memantau arus lalu lintas melalui CC Room. (Dok. solotrust.com/rum)

SOLO, solotrust.com - Berdasarkan pantauan Dinas Perhubungan Kota Solo melalui CC Room, volume kendaraan keluar masuk menjelang masa peniadaan mudik mulai 6 hingga 17 Mei 2021 diketahui mengalami peningkatan, bahkan sampai menyebabkan kemacetan di sejumlah titik. 

Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Solo, Ari Wibowo menerangkan, peningkatan jumlah kendaraan mulai terasa selama tiga hari terakhir ini, meski diperkirakan pada 6 Mei 2021 akan mulai sepi karena peniadaan mudik mulai berlaku.



"Arus lalu lintas memang sedikit fluktuatif, cuma pada prinsipnya sudah ada peningkatan menjelang tanggal 5. Terlebih untuk masyarakat yang menyegerakan untuk pulang atau kegiatan lain di mana mereka tidak yang dikecualikan. Sementara untuk tempat-tempat belanja seperti mal juga mulai lumayan padat ini," bebernya pada media, Rabu (05/05/2021).

Berdasarkan data Dinas Perhubungan, rata-rata kendaraan keluar-masuk Kota Solo sekira 200 ribu unit per hari. Namun mulai Senin (03/05/2021) lalu, jumlah kendaraan terpantau meningkat menjadi 311.961 kendaraan dan pada Selasa (04/05/2021) jumlah kendaraan mencapai 307.858 unit. 

Penghitungan volume kendaraan dengan traffic counting, yakni penghitungan lalu lintas di enam lokasi batas kota, meliputi Kleco, Dawung, Jurug, Tugu Mahkota, Klodran, dan Ringroad.

Sementara pada Rabu (05/05/2021) pukul 09.00 WIB, volume kendaraan yang lewat di Solo mencapai 89 ribu lebih. Jumlah ini, menurut Ari Wibowo terbilang banyak.

Adapun titik-titik rawan macet biasanya pusat perbelanjaan, seperti mal dan pasar selama masa peniadaan mudik. Keduanya berpotensi terjadi kepadatan lalu lintas. Selain itu pusat-pusat kuliner di Kota Solo juga perlu diwaspadai.

"Titik kepadatan biasanya terjadi di kawasan Slamet Riyadi, terutama seperti Nonongan, Ngapeman juga kawasan lain seperti Palang Joglo juga masih cukup padat karena angkutan barang boleh," paparnya.

Dibandingkan pada 2020 lalu yang relatif sepi, tahun ini menurut Ari Wibowo jauh lebih ramai, namun tetap terkendali. Arus lalu lintas kebanyakan dari Barat ke Timur. Apabila ada peningkatan sangat tajam, pihaknya akan berkoordinasi dengan Satlantas untuk rekayasa lalu lintas demi kelancaran arus kendaraan.

Menurutnya, traffic counting tahun ini meningkat karena sejumlah pengaruh, seperti jelang mudik ditiadakan, mobilitas aglomerasi dipersilakan, dan pertumbuhan kendaraan.

"Kalau tanpa pandemi padat sekali. Ini lebih padat dibadingkan tahun lalu. Kalau tahun lalu masyarakat masih takut," imbuhnya. 

Selama Ramadan, Ari Wibowo menambahkan, kepadatan lali lintas di Kota Solo tampak mulai pukul 16.00 WIB menjelang buka puasa.

“Mungkin pulang kerja, belanja, beli makanan minuman untuk buka dan lainnya. Sedangkan jam pagi lebih fleksibel karena terpecah jam arus kendaraan, ada yang berangkat jam tujuh atau delapan pagi,” kata Ari Wibowo.

"Kalau pantauan kami banyak di kawasan Slamet Riyadi, Gendengan, Nonongan, Ngapeman, Sriwedari, Pasar Pon Ngarsopuro, Ngemplak, Gilingan, Palang Joglo juga padat. Manahan juga macet," tambahnya. (rum)

(redaksi)