Hard News

Seorang Perempuan Meninggal Di Australia Pasca Vaksin AstraZaneca

Global

17 April 2021 16:34 WIB

ilustrasi vaksin AstraZaneca

Solotrust.com - Australia melaporkan kematian pertama akibat pembekuan darah yang dialami oleh seseorang perempuan 48 tahun penerima vaksin AstraZaneca. Hal ini merupakan kasus ketiga pembekuan darah langka yang muncul pada orang-orang di vaksin di negara tersebut.

 Melansir dari Antara, Australia akan melanjutkan tinjauan atas program vaksin COVID-19 tersebut.



“Pemerintah akan meminta ATAGI (Kelompom Penasihat Teknis Australia dan Imunisasi) untuk memastikan peninjauan berkelanjutan dari semua vaksin dalam hal keamanan dan kemanjurannya,” kata Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt dalam penjelasannya yang disiarkan televisi pada Sabtu (17/4).

Dia mengatakan tidak akan ada perubahan segera untuk membatasi lebih lanjut penggunaan vaksin AstraZaneca dan menegaskan kembali bahwa vaksin Pfizer tetap menjaid pilihan yang disukai untuk orang-orang di bawah usia 50 tahun.

Sedikitnya sudah ada 885 ribu dosis vaksin AstraZaneca yang diberikan ke Australia sejauh ini, setara dengan frekuensi pembekuan darah di setiap 295 ribu kasus, kata Administrasi Barang Terapeutik (TGA) awal pekan ini.

Hunt juga mengatakan bahwa keputusan tentang apakah akan memprioritaskan atlet dan staf pendukung dalam peluncuran vaksin COVID-19 dengan mendekatnya Olimpiade Tokyo akan diambil dalam minggu mendatang.

“Kami ingin melihat atlet kami melaju ke Olimpiade dan kami ingin memastikan mereka aman,” kata dia.

Australia telah menjadi salah satu negara paling sukses di dunia dalam mengatasi pandemi melalui pengujian cepat, penutupan perbatasan dan pelacakan cepat yang membatasi infeksi virus corona hingga hanya di bawah 29.500 kasus dengan 910 kematian.

(zend)