Ekonomi & Bisnis

Tingkatkan Peluang Pasar UMKM Batik, KPw BI Solo Gelar Pelatihan Pewarnaan Alam

Ekonomi & Bisnis

15 April 2021 20:33 WIB

Pelatihan inovasi motif dan warna batik dengan pewarnaan alam di Kampoeng Kauman Solo, Rabu, 14 April 2021.

SOLO, solotrust.com - Kesadaran masyarakat terhadap produk ramah lingkungan dinilai semakin meningkat. Sehingga produk dengan proses produksi ramah lingkungan berpotensi meluas pangsa pasarnya.

Selain itu, sebagai warisan budaya, batik perlu inovasi dari segi motif yang lebih modern dan ringan serta warna sesuai tren pasar terkini.   



Berdasarkan pemikiran itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw) BI Solo memberikan pelatihan kepada para pelaku industri batik untuk memacu kompetensi para pengrajin batik dan terciptanya inovasi produk dengan memanfaatkan alam.

Kepala KPw BI Solo, Nugroho Joko Prastowo menjelaskan, tujuan pelatihan dengan materi pewarnaan alam ini untuk menciptakan efisiensi pemakaian bahan baku, energi, dan hemat air sehingga limbah yang dihasilkan lebih sedikit.

"Menggunakan warna alam akan menekan ongkos produksi karena harga lebih murah, tapi harga batik dengan pewarna alami di pasaran lebih tinggi," tuturnya, Rabu (14/4/2021).

Pewarnaan alam ini dinilai sesuai dengan implementasi prinsip industri hijau yang mendukung konsep ekonomi berkelanjutan. Serta batik warna alam ini diyakini dapat meningkatkan peluang pasar.

Pengrajin batik didorong terus berinovasi mendapatkan berbagai varian warna alam. Metode pewarnaan alam ini memanfaatkan daun dan kayu yang cukup melimpah dari pohon mangga, kulit manggis, mangrove, kersen, dan lain-lain.

"Ini untuk menjawab tantangan utama industri batik saat ini, yaitu pentingnya inovasi produk untuk perluasan segmen pasar dan regenerasi pengrajin batik. Harapannya, para peserta dapat mengeksplorasi potensi batik dengan warna alam dan motif modern tanpa meninggalkan motif dan warna pakem," terangnya.

Pelatihan diadakan pada 14-15 April 2021 di Kampoeng Batik Kauman Solo. Fokus materi pelatihan adalah desain, motif, dan pewarnaan kekinian yang digemari pasar dalam negeri dan global. Terutama warna lembut atau pastel dan motif alam.

Pelatihan diikuti 24 UMKM anggota Komunitas Seniman Batik Muda mitra binaan KPw BI Solo serta pengrajin batik binaan KPw BI Prov Jateng, KPw BI DIY, KPw BI Tegal, dan KPw BI Purwokerto. Dengan tujuan lain yaitu regenerasi, pelatihan menyasar para seniman muda batik Soloraya bahkan Jawa Tengah. 

Narasumber pelatihan adalah Bayu Aria, pengusaha batik dan pengajar di ISI Yogyakarta, yang dikenal karena motif unik hoko_ntul yang memadukan cita rasa Jepang dan Jawa.

"Ke depan, pelatihan ini dapat menjadi bekal pengrajin batik untuk terus berinovasi menciptakan pasar dan tren baru industri batik sehingga dapat menembus pasar global dan meningkatkan geliat ekonomi paska pandemi," tambahnya.

Pelatihan itu merupakan awalan menuju rangkaian kegiatan Kenduren UMKM yang diinisiasi BI. Di 2021, Kenduren UMKM akan mengusung bertema "Kemilau Kartini, Kebangkitan Batik Masa Kini untuk Pemulihan Ekonomi" untuk mendorong kebangkitan UMKM batik yang terdampak pandemi Covid-19.

Pemilihan tema tersebut dinilai sesuai mengingat pentingnya batik yang termasuk industri fesyen sebagai daya ungkit ekonomi daerah. Serta pemberdayaan perempuan mengingat kebanyakan pengrajin batik perempuan.

Rangkaian kegiatan Kenduren UMKM dilaksanakan mulai 21 April - Oktober 2021. Sekaligus sebagai bentuk dukungan Gerakan Nasional Bangsa Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja (GWBI). (rum)

(end2021)