Hard News

Johnson & Johnson Ungkap Pembekuan Darah Terjadi Saat Uji Klinis

Global

15 April 2021 10:10 WIB

ilustrasi vaksin Johnson & Johnson. (Foto: Justin Tallis/AFP)

Solotrust.com - Pasca ditemukannya beberapa kasus pembekuan darah setelah suntikan vaksin AstraZaneca, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA menyebut setidaknya ada enam kasus yang sama terdeteksi setelah disuntik vaksin Johnson & Johnson.

Vaksin Johnson & Johnson (J&J) merupakan salah satu vaksin yang sudah mendapatkan rekomendasi dan tersertifikasi WHO. Tersertifikasi artinya vaksin tersebut masuk dalam Emergency Use Listed (EUL).



Pihak J&J memngungkapkan bahwa bukan kali ini saja kasus pembekuan darah terjadi pasca vaksinasi. Pada tahap uji coba vaksin fase 3, penggumpalan darah ditemukan pada 2 pasien, yang satu disuntik vaksin dan satu diberikan suntik plasebo.

Satu kasus pembekuan darah trombosis sinus vena serebral (CVST) yang terjadi pada bulan September, selama uji coba fase 3 dari vaksin dosis tunggal  pada seorang pria kulit putih berumur 25 tahun.

Dilaporkan juga seorang wanita berusia 59 tahun mengalami serangkaian pembekuan darah yang dikenal sebagai trombosis vena dalam atau DVT. Namun tidak dijelaskan mana pasien yang menerima suntikan vaksin dan mana yang menerima suntikan plasebo.

Hingga saat ini, pihak J&J masih melakukan investigasi dan penelitian lebih lanjut.

"Ada juga studi yang sedang berlangsung, studi terbuka besar, pada perawatan kesehatan Afrika Selatan. Saat ini telah terdaftar, 272.438 peserta," kata Aran Maree, kepala petugas medis untuk vaksin J&J.

(zend)