Hard News

Apakah Indonesia tetap pakai Vaksin AstraZaneca?

Nasional

7 April 2021 15:06 WIB

ilustrasi Vaksin Astra Zaneca. (Foto: Reuters)

solotrust.com - Otoritas Pengawas Obat Eropa (EMA) menemukan laporan kasus pembekuan darah pasca penyuntikan vaksin merk AstraZaneca ke tubuh.   Berdasarkan laporan yang diterima WHO kejadian langka ini ditemukan pada 44 orang diberbagai yang negara.

Dikutip oleh Reuters, Ketua tim evaluasi keamanan vaksin di EMA, Marco Cavaleri, mengatakan dalam wawancara terpisah ada hubungan jelas antara vaksin dengan kejadian langka pembekuan darah. Hanya saja sampai saat ini penyebab pastinya masih belum diketahui.



Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan sikap mereka masih merekomendasikan vaksin AstraZeneca dengan alasan manfaatnya yang melebihi risiko.

Sementara hingga saat ini vaksin AstraZaneca masih digunakan di Indonesia.  Sejauh ini, efek samping penggunaan vaksin AstraZaneca tergolong ringan. Tidak ditemukan kasus pembekuan darah akibat penggunaan vaksin buatan Inggris ini.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lucia Rizki Andalusia menegaskan BPOM terus mengevaluasi keamanan dan khasiat vaksin AstraZeneca.

"BPOM terus berkoordinasi dengan KOMNAS KIPI dalam mengevaluasi kejadian pembekuan darah akibat pemberian vaksin AstraZeneca," jelas Rizki.

“Tetapi BPOM terus memantau dan mengikuti perkembangan yang dilakukan oleh EMA dan regulator obat negara lain," lanjutnya.

Sementara Wakil Presiden Indonesia, Ma’aruf Amin menganjurkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) didaerah tidak perlu ragu menggunakan vaksin AstraZaneca. Hal itu disampaikan Wapres saat meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi yang digelar di MUI Pusat, Jakarta, Rabu (7/4/2021).

"Masyarakat tidak perlu ragu menggunakannya dari segi kebolehannya menurut pandangan keagamaan dari MUI sehingga akan terus dianjurkan ke MUI-MUI di daerah agar tidak perlu ada keraguan (menggunakan vaksin AstraZeneca)," ujar Ma'ruf.

Kementerian Kesehatan akan tetap menggunakan vaksin AstraZaneca sebab tidak ada opsi penangguhan vaksinasi AstraZeneca seperti yang dilakukan beberapa negara lain khususnya di Eropa.

(zend)