Serba serbi

Varian Baru Corona B117 Masuk Indonesia, Vaksinasi Masih Efektif?

Kesehatan

3 Maret 2021 18:31 WIB

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap dua di Jawa Tengah (Jateng) sudah dimulai hari ini untuk sekira 450 ribu pelayan publik (Dok. Istimewa/TribrataNews)

JAKARTA, solotrust.com - Varian baru Covid-19 mutasi atau dikenal dengan "VUI-202012/01" atau B117 telah masuk ke Indonesia. Alhasil, muncul banyak pertanyaan mengenai efektivitas vaksinasi terhadap varian Covid-19 ini.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro angkat bicara soal itu. Ia mengatakan, varian baru SARS-COV-2, B117 asal Inggris belum terbukti mengganggu kinerja vaksin Covid-19.



“Selama ini B117 berdampak pada penyebaran virus yang lebih cepat dan dapat mengganggu kinerja tes PCR, namun belum terbukti menyebabkan lebih parahnya dan belum terbukti mengganggu kinerja vaksin,” katanya, dilansir dari VOI, Rabu (03/03/2021).

Varian B117 ditemukan di Indonesia melalui seluruh aktivitas sekuensing genom pada sampel virus corona penyebab Covid-19 yang ditularkan di Indonesia. Adapun dari 462 WGS yang dilakukan, dua kasus teridentifikasi mengandung varian baru dari Inggris.

Kendati demikian, Menristek mengatakan pengembangan vaksin Covid-19 secara mandiri tetap berjalan sesuai jadwal. Nantinya, pengujian performa bibit vaksin terhadap varian baru juga akan dilakukan.

Terpisah, Kepala Lembaga Biologi Molekuler, Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan efek varian ini. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan, namun pengembangan vaksin tidak terganggu.

Eijkman menargetkan benih vaksin Merah Putih yang ia kembangkan berdasarkan subunit protein rekombinan akan diserahkan kepada PT Bio Farma pada Maret 2021. Vaksin Merah Putih penting untuk mendukung kemandirian bangsa terhadap vaksin Covid-19 dan program vaksinasi nasional.

Sementara itu, pemerintah melalui Juru Bicara Satgas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, menegaskan akan merunut kontak dekat dalam kasus varian baru Covid-19. Tujuannya untuk mencegah meluasnya ekspansi.

"Temuan ini akan ditindaklanjuti dengan investigasi segera kasus-kasus positif untuk mencegah penyebaran penyebarannya. Saat ini petugas di pintu kedatangan dan berbagai elemen yang terlibat dalam Satgas Covid-19 akan terus memantau pelaksanaannya di lapangan," kata dia.

Namun, Wiku Adisasmito belum bisa memberikan detail terkait wilayah penyebaran varian baru Covid-19. Ia mengatakan, pemerintah akan mengambil tindakan seperlunya, meski aturannya juga akan diubah.

“Pemerintah akan berusaha beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada, termasuk mengubah kebijakan jika diperlukan,” ujarnya.

Di lain pihak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah merespons munculnya varian baru Covid-19. Seluruh produsen vaksin Covid-19 di dunia diminta untuk menyesuaikan vaksin yang dibuat dengan varian baru virus corona.

Demikian disampaikan Kepala WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Menurutnya, munculnya versi mutasi virus tersebut menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap vaksin.

Pernyataan ini merujuk pada situasi di Afrika Selatan yang memutuskan untuk menghentikan vaksinasi Astrazeneca, setelah sebuah penelitian menunjukkan vaksin tersebut kurang efektif dalam mencegah varian di sana.

"Ini jelas berita dan ada peringatan penting untuk studi vaksin," kata Dr. Tedros dilansir Euronews.

Penelitian masih diperlukan untuk melihat apakah vaksin AstraZeneca mampu mencegah penyakit parah pada mereka yang terinfeksi varian Afrika Selatan. Momen ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Kapan pun Anda memutuskan untuk tinggal di rumah, hindari keramaian, kenakan masker, atau bersihkan tangan Anda. Anda menyangkal peluang penyebaran virus dan kesempatan untuk mengubah cara yang dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif," katanya.

(redaksi)