Hard News

Kini RSUD Moewardi Layani Donor Apheresis untuk Terapi Plasma Konvalesen

Jateng & DIY

2 Februari 2021 11:31 WIB

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi kini bisa melayani donor apheresis untuk diolah menjadi plasma konvalesen bagi penderita Covid-19

SOLO, solotrust.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi kini bisa melayani donor apheresis untuk diolah menjadi plasma konvalesen bagi penderita Covid-19. Terapi ini secara klinis dapat menyembuhkan pasien dalam kondisi sedang hingga kritis.

Hal itu dikatakan Direktur RSUD Dr Moewardi, Cahyono Hadi baru-baru ini. Menurutnya, proses donor plasma darah bisa dilakukan di Gedung Wijaya Kusuma Lantai II.



“Untuk diketahui, terapi plasma konvalesen merupakan metode terapi tambahan untuk penyembuhan pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi derajat sedang hingga kritis,” ujarnya, dilansir dari Portal Resmi Provinsi Jawa Tengah, jatengprov.go.id.

Cahyono Hadi mengatakan, metode ini menggunakan plasma darah pasien Covid-19 yang sudah sembuh dan memiliki kondisi kaya antibodi poliklonal. Proses donor apheresis berjalan sekira 45 menit.

Dalam sehari, RSUD Dr Moewardi melayani hingga lima donor apheresis untuk terapi plasma konvalesen. Pelaksanaan donor apheresis untuk terapi plasma konvalesen dilaksanakan setelah melalui serangkaian pemeriksaan pada calon pendonor.

“Proses pengambilan plasma darah untuk terapi plasma konvalesen ini pun berbeda dengan donor darah biasa. Untuk mengambil plasma darah, digunakan alat apheresis untuk memisahkan antara sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dan plasma konvalesen,” terang Cahyono Hadi.

Dijelaskan lebih lanjut, mereka yang hendak mendonorkan darah mesti memenuhi serangkaian syarat khusus, di antaranya pernah terserang Covid-19, namun sembuh dan telah dibuktikan dengan hasil swab. Diutamakan laki-laki, tidak memiliki penyakit penyerta, dan memiliki kadar antibodi tinggi.

“Alur pendonoran darah dimulai dari konfirmasi golongan darah, titer antibodi, pemeriksaan hepatitis B, hepatitis C, HIV, dan sifilis. Juga pemeriksaan NAT dan antibodi, baru kemudian pengambilan plasma konvalesen,” beber Cahyono Hadi.

(redaksi)