Serba serbi

Pakar Kesehatan Masyarakat: Akhiri Pandemi, 70% Penduduk Dunia Perlu Divaksinasi

Kesehatan

19 Januari 2021 13:05 WIB

Pakar Kesehatan Masyarakat Prof dr Hasbullah Thabrany MPH DrPH

JAKARTA, solotrust.com - Keraguan masyarakat mengenai efikasi vaksin Covid-19 perlu ditepis. Pasalnya, vaksin Covid-19 dengan nilai efikasi melebihi 50 persen merupakan standar yang sudah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Nilai ini pun tidak memengaruhi keamanan vaksin dan bisa diberikan kepada masyarakat luas sebagai upaya mencegah penularan Covid-19.

Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat, Hasbullah Thabrany melalui siaran pers Komite Penanganan Corona dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) diterima solotrust.com, Selasa (19/01/2021), pihaknya mengatakan pada dasarnya nilai efikasi 65,3 persen sudah baik sebab dari segi persyaratan sudah mencukupi.



"Perlu dicatat, tidak ada hubungannya efikasi dengan keamanan vaksin. Dari segi konsep akademik vaksin ini sudah memenuhi syarat,” ujarnya.

Dengan efikasi 65,3 persen, Hasbullah Thabrany menyarankan agar pemerintah bisa memastikan perlindungan kepada masyarakat.

“Sementara itu yang kita butuhkan adalah saat ini efektivitas. Saya lebih cenderung mendukung pernyataan Presiden Jokowi agar seratus persen penduduk dilindungi. Maka kita akan punya efektivitas yang lebih tinggi. Namun begitu, protokol kesehatan 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak harus tetap jalan sehingga masyarakat jangan berestimasi terlalu tinggi, meskipun sudah divaksinasi,” papar dia.

Pentingnya terus mengkomunikasikan penegakan disiplin protokol kesehatan merupakan upaya berkesinambungan guna mendukung program vaksinasi.

“Hal ini perlu terus disuarakan agar pemahaman dan kedisiplinan masyarakat terus dipertahankan,” kata Hasbullah Thabrany.

Kendati begitu, pandemi tidak benar-benar berakhir sebab menurut Hasbullah Thabrany untuk mengakhiri pandemi perlu 70 persen penduduk dunia divaksinasi.

“Oleh karena itu, dunia memiliki lembaga COVAX yang disediakan bersama Bank Dunia, WHO, dan UNICEF. Karena ini kepentingan dunia, tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu negara. Dalam satu negara tidak bisa hanya satu komunitas saja yang berpartisipasi, semua harus ikut karena merupakan kepentingan bersama,” tutur dia.

Masyarakat juga diimbau agar tidak ragu-ragu menerima vaksin.

“Kita tidak boleh ragu-ragu karena target kekebalan komunitas tidak akan tercapai kalau ada keraguan, sehingga target memutar kembali roda perekonomian pun tidak tercapai. Dari segi ilmu manajemen ini disebut start with the low hanging fruit, ambil yang sudah dekat jangan yang tinggi atau jauh-jauh, tapi jangan kemudian menjadi lengah, vaksin yang lain juga perlu diambil atau dipersiapkan,” terang Hasbullah Thabrany. (elv)

(redaksi)