Hard News

Gempa Majene M6,2: Banyak Bangunan Ambruk, 2000 Warga Mengungsi

Sosial dan Politik

15 Januari 2021 10:57 WIB

Gempa kuat dengan magnitudo M6,2 mengguncang Majene Kota Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/01/2021) dini hari pukul 01.28 WIB, mengakibatkan banyak bangunan ambruk (Foto: Instagram @infomamuju_)

JAKARTA, solotrust.com - Gempa kuat dengan magnitudo M6,2 kembali mengguncang Majene Kota Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/01/2021) dini hari pukul 01.28 WIB. Sejumlah dampak mulai teridentifkasi pascagempa dahsyat di wilayah itu.

Data per Jumat pukul 06.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mamuju melaporkan jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak tiga orang. Sementara korban 24 orang dan 2000 warga mengungsi ke tempat lebih aman.



Adapun kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB). Jaringan listrik masih padam pascagempa. 

Sementara itu, BPBD Majene menginformasikan terjadi longsor di tiga titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), satu unit puskesmas (RB), dan satu Kantor Danramil Malunda (RB). 

Merespons kondisi ini, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, mengungkapkan BPBD setempat telah melakukan penanganan darurat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan, dan pendirian pos pengungsian.

"Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis, dan terpal," tambahnya, dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, bnpb.go.id

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa kuat selama lima hingga tujuh detik. Gempa berpusat enam kilometer Timur Laut Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) membuat warga panik hingga keluar rumah.

Kondisi serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekira lima hingga tujuh detik. Guncangan memicu kepanikan hingga warga keluar rumah. 

Berdasarkan analisis peta guncangan BMKG diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah, dan II MMI di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Skala Mercalli merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Sementara IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi. Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Terkait gempa M6,2 ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB, berpusat enam kilometer Timur Laut Majene. Pusat gempa memiliki kedalaman sepuluh kilometer. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami. 

BNPB masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD terdampak guncangan gempa. Kepala BNPB Doni Monardo akan berkoordinasi dengan BPBD terdampak di lokasi bencana pada pagi ini. 

(redaksi)