Ekonomi & Bisnis

Bisnis E-Commerce B2B, Peluang bagi Perusahaan di Masa Pandemi

Ekonomi & Bisnis

31 Desember 2020 10:52 WIB

Ilustrasi. (dok. Freepik.com)

SOLO, solotrust.com- Tidak dapat dipungkiri pandemi covid-19 ini berdampak pada turunnya perekonomian Negara. Dampak ini dirasakan hampir di semua lini masyarakat. Namun hal ini tidak terjadi dengan bisnis e-commerce, perilaku berbelanja online yang telah menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat Indonesia membawa bisnis e-commerce semakin meningkat di kala pandemi.

Menurut data Hootsuite, 90 persen pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja secara online. Tidak hanya e-commerce B2C (Bussiness to Consumer) dan C2C (Consumer to Consumer) yang semakin maju di masa pandemi ini seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak yang merupakan online marketplace yang dikenal di Indonesia, e-commerce B2B (Bussiness to Bussiness) juga berpotensi besar untuk menggali keuntungan di masa ini.



Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS) Christiyaningsih Budiwati mengatakan, masyarakat Indonesia banyak yang telah memanfaatkan perdagangan berbasis elektronik, apalagi saat pandemic seperti sekarang ini, transaksi onmline muali banyak diminati karena diniali lebih aman.

“Pelaku bisnis di Indonesia banyak yang melakukan perdagangan berbasis elektronik B2B, business to business. Apalagi di era pandemi seperti sekarang ini, pilihan bertransaksi online mulai diminati.” Jelasnya.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa perkembangan e-commerce ini didasari dari perkembangan teknologi berbasis jaringan, yakni dengan adanya internet di era globalisasi ini. Seperti yang telah dipaparkan dalam buku The World is Flat yang ditulis oleh Thomas Friedman, dunia seakan tanpa batas (borderless) dan jam kerja dapat menjadi 24 jam/7 hari.

Peluang bisnis e-commerce B2B ini tidak dilewatkan begitu saja, terlihat dengan semakin menjamurnya e-commerce B2B di Indonesia, B2B berorientasi untuk mendukung perusahaan lain, melalui produk dan layanan yang dimiliki dengan mempertemukan penjual dan pembeli melalui dunia maya.

Pembeli yang merupakan perusahaan dapat membandingkan harga yang ditawarkan, serta memilih vendor penjual hanya dengan menilik e-commerce B2B satu dengan yang lainnya. Kemudahan dalam proses pembelian serta kecepatan dalam mengakses barang yang diinginkan inilah yang membawa e-commerce B2B turut berkembang dalam situasi pandemi ini. Karena hanya dengan klik barang yang diinginkan dan mengikuti prosedur transaksi, barang tersebut sudah dapat diantar hingga tempat tujuan.

Kemudahan inilah yang membuat bisnis e-commerce menjadi opsi yang menjanjikan bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. Menurut pandangan Chris, e-commerce akan berkembang dan menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di tahun-tahun yang akan datang. Apalagi di era pandemi saat ini, keterbatasan akses perdagangan secara fisik membuat pelaku bisnis mulai beralih ke perdagangan berbasis digital.

”Apalagi ditunjang dengan kemudahan pembayaran secara online dengan fintech dan platform digital yang mulai meningkatkan security, maka e-commerce akan menjadi pilihan bisnis yang menguntungkan.” Ungkapnya.

Baik e-commerce B2B pemain lama seperti Ralali, Indotrading, KawanLama, Mbiz, maupun e-commerce B2B baru yang muncul di tahun ini, seperti GoToko dan Eling.co.id dapat menjadi pilihan bagi perusahaan-perusahaan, untuk menawarkan produknya atau membeli produk yang mereka perlukan.

Ditambah dengan inovasi-inovasi yang terus ditumbuhkan oleh e-commerce B2B yang membuat cakupan bisnis ini dapat semakin luas dan mampu bersaing di marketplace, seperti inovasi GoToko yang berfokus untuk memfasilitasi UMKM dan Toko Kelontong, maupun inovasi Eling.co.id yang menawarkan inovasi sebagai e-commerce B2B pertama yang menawarkan koneksi vendor internasional dan domestik, serta penawaran jasa instalasi langsung dari tim yang profesional dan berpengalaman.

Bekal dan potensi yang ada ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan dapat membantu perusahaan-perusahaan yang kesulitan dalam berjualan secara offline dapat mencoba hal ini, sehingga roda perekonomian Negara tetap dapat berputar.

(Penulis: Edith Sarasvianti, Mahasiswi Manajemen Komunikasi, UNS)

(wd)

Berita Terkait

Berita Lainnya