Serba serbi

Mengapa Hasil Swab PCR Bisa Berbeda?

Kesehatan

12 Desember 2020 22:31 WIB

Ilustrasi tes PCR (Foto: Shutterstock)

Solotrust.com – Metode paling akurat untuk mendeteksi virus corona saat ini ialah tes Swab Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun, hasil pemeriksaan terkadang berbeda saat uji swab dilakukan dalam waktu berdekatan, mengapa bisa begitu?

Pakar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Titik Nuryastuti, M.Si., Ph.D., Sp.MK (K)., menjelaskan terdapat beragam faktor memengaruhi perbedaan hasil tes swab PCR, salah satunya faktor waktu dan prosedur pengambilan sampel swab.



Sebagai contoh, seseorang melakukan tes swab di rumah sakit dan hasilnya positif. Sehari kemudian, ia kembali melakukan swab PCR di rumah sakit berbeda, namun hasilnya negatif.

“Waktu pengambilan swab yang berbeda bisa memberikan hasil pemeriksaan yang berbeda pula. Bila ini terjadi dalam masa inkubasi virus, yaitu hari ke-2 sampai 14 setelah terpapar. Kondisi ini disebut sebagai negatif palsu. Ini mungkin terjadi karena jumlah virus yang rendah dan berada di bawah ambang deteksi PCR sehingga memberikan hasil negatif,”  jelas Titik dikutip dalam laman UGM, Sabtu (12/12/2020).

Titik Nuryastuti menjelaskan, banyak faktor dapat memengaruhi hasil uji swab PCR, meliputi fase preanalitik, analitik, dan post analitik. Fase preanalitik memberikan pengaruh paling besar, seperti proses pengambilan sampel, penanganan dan transportasi sampel sebelum sampai di laboratorium, penyimpanan serta pengiriman sampel.

Berikutnya, fase analitik, yakni proses pengerjaan ekstraksi RNA dan PCR itu sendiri. Terakhir adalah fase post-analitik, yakni tahapan interpretasi hasil dan diserahkan pada pasien. Titik menyebutkan tahapan-tahapan tersebut memengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan tes swab.

"Jadi bisa dari pengambilan sampelnya, prosedur pengambilan sampel, transportasi sampel ke lab, dan lainnya. Namun yang paling critical adalah timing saat pengambilan sampel," ujar dia.

Ditambahkan pakar virologi FKKMK UGM sekaligus tim Lab Covid-19  UGM, dr. Mohamad Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D., uji swab PCR sangat bergantung pada ketepatan waktu (window period). Misalnya pada hari ke-0 muncul gejala, pemeriksaan PCR akan optimal dilakukan di hari ke-3 dan 5 setelah muncul gejala.

Lalu bagaimana menyikapi perbedaan hasil swab PCR?

Sebaiknya tetap melakukan isolasi mandiri bagi orang tanpa gejala (OTG) sesuai protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Dikarenakan seseorang yang hasil swab PCR awalnya positif lalu melakukan uji swab lagi dalam kurun waktu berdekatan masih berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.

Satgas Covid-19, Arif Nurcahyanto, S.Psi., M.A., mengatakan tidak memungkiri adanya kecemasan pada seseorang terkait hasil uji swab PCR yang berbeda. Ia menduga tidak setiap orang siap menerima fakta menyakitkan, tanpa terkecuali terinfeksi Covid-19.

Arif juga mengatakan reaksi pertama umumnya terjadi di masyarakat saat dinyatakan positif Covid-19 ialah syok. Ada pula rasa marah dan menolak sehingga tak jarang mengambil keputusan untuk melakukan uji swab pembanding di rumah sakit berbeda. (ray)

(redaksi)