Hard News

Pandemi Covid-19, Kaum Hawa di Klaten Bentuk Kelompok Tani

Jateng & DIY

23 November 2020 09:51 WIB

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Tirtomarto melakukan budidaya tanaman sayur

KLATEN, solotrust.com - Masa pandemi Covid-19 banyak dimanfaatkan warga melakukan kegiatan di lingkungannya. Seperti halnya warga di wilayah Kabupaten Klaten bagian Timur, yakni di Desa Tirtomarto, Kecamatan Cawas. 

Di desa itu, selama pandemi Covid-19 ini terbentuk kelompok budidaya tanaman dipelopori para kaum Hawa. Mereka melakukan budidaya tanaman sayur mayur, seperti tomat, kacang panjang, kangkung, kembang kol, cabai, sawi, bayam serta tanaman sayuran lainnya. 



Budidaya tanaman sayuran memanfaatkan lahan kosong di halaman rumah warga setempat. Dalam setiap kelompok tani terdiri atas para kaum ibu rata rata ada 30 orang. 

Kepala Desa Tirtomarto, Agung Nugroho mengatakan, selama pandemi sudah terbentuk delapan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Tirtomarto. Masing masing dukuh memiliki nama berbeda dan dipelopori para anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). 

"Selama pandemi, menanam sayuran menjadi titik fokus warga di sini. Ini merupakan program pemerintah sebagai ketahanan pangan yang sudah dijelaskan pada penggunaan anggaran dalam dana desa," katanya kepada solotrust.com, Minggu (22/11/2020).   

Menurut Agung Nugroho, program di masa pandemi ini diharapakan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Kendati demikian, program KWT dipelopori kaum hawa akan dievaluasi pada 2021 mendatang. Dengan harapan, program budidaya tanaman sayur dapat terus berjalan dan meningkat. 

"Kami berharap program KWT ini dapat terus berjalan dan dapat membuka perekonomian masyarakat di setiap dukuhnya di Desa Tirtomarto," ucap dia. 

Ketua Penggerak PKK Desa Tirtomarto, Anita Findi Riyanti mengatakan, budidaya tanaman sayur merupakan program Kelompok Kerja (Pokja) III PKK tentang ketahanan pangan, di mana di masa pandemi ini tidak bisa mengumpulkan semua warga. Namun, PKK melakukan sosialisasi dan membentuk kelompok wanita tani di setiap dukuh. 

"Program KWT ini cukup direspons ibu-ibu. Mereka antusias dan tanaman ini dapat menghasilkan sayuran yang siap dimasak," kata dia. 

Terkait pemasaran, kata Anita Findi Riyanti, saat ini sudah dapat memenuhi semua anggota dan warga sekitar. Di masa pandemi ini cukup terasa untuk para ibu dalam memenuhi kebutuhan sehari hari. Dengan adanya KWT, kebutuhan sehari-hari terutama sayuran dapat teratasi. 

"Meskipun anggota KWT kami juga beli sayuran dan hasil penjualan itu dikumpulkan untuk modal tanam dan sebagian untuk tabungan KWT. Selain anggota, orang di luar KWT juga diperbolehkan beli sayur ini," katanya.

Sementara, Ketua Kelompok KWT Tirtasari Alam, Titin Nur Rodhiyah, mengaku adanya kelompok wanita tani bisa menjadi sarana belajar bersama dalam pengelolaan tanaman jenis sayuran serta pembibitan sayuran. 

"KWT adalah tempat belajar menanam sayuran bersama. Nanti setelah para kaum ibu ini sudah bisa cara mengelola tanaman dan pembibitan, diharapkan setiap warga memiliki tanaman sayuran di rumahnya masing masing. Jadi di sini setiap orang memiliki tugas masing masing," pungkasnya. (Jaka)

(redaksi)

Berita Terkait

Berita Lainnya