Serba serbi

Tetap Lakukan 3T dan 3M Meski Sudah Ada Vaksin Covid-19

Kesehatan

14 November 2020 06:02 WIB

Ilustrasi.

JAKARTA, solotrust.com- Jangan abaikan protokol kesehatan di kala sudah ada vaksin COVID-19 sekalipun. Penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga pakar untuk peningkatan testing dan tracing, Monica Nirmala, mengatakan protokol kesehatan 3M dan 3T harus tetap dilakukan meskipun sudah ada vaksin COVID-19 nanti.

"Dalam COVID-19 ini intervensi apa pun itu tidak ada yang namanya senjata pamungkas, jadi kita butuh semua," kata Monica dalam diskusi virtual Optimisme Masyarakat Terhadap 3T (Tracing, Testing, Treatment), Jakarta, Kamis (12/11/2020).



Ia mengatakan 3M merupakan protokol kesehatan bagi setiap individu yang mencakup #pakaimasker, #jagajarakhindari kerumunan, serta #cucitanganpakaisabun dan air mengalir. Sedangkan 3T mencakup pelacakan kontak erat, deteksi dengan pengujian, dan pengobatan.

"Tidak bisa jika sudah ada vaksin, yang lain sudah saya tinggalkan tidak bisa, tapi kita tetap terus harus melakukan 3M dan 3T ini, jadi sama sekali tidak boleh kendor," katanya.

Ia mengatakan proses vaksinasi sendiri membutuhkan waktu. Jika melakukan vaksinasi secara masif, misalnya satu juta orang divaksin dalam sehari, maka untuk bisa mencapai seluruh jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 270 juta jiwa dibutuhkan waktu kurang lebih hampir 1 tahun.

Dalam proses pemberian vaksin hingga ke seluruh masyarakat Indonesia pun 3M dan 3T harus tetap berjalan dengan baik untuk mencegah penularan COVID-19. Dia mengatakan pencegahan penularan COVID-19 harus dilakukan dengan kombinasi seluruh upaya baik 3M, 3T, dan vaksinasi.

"Jadi kita tidak bisa berpikir bahwa nanti ketika vaksin sudah datang berarti udah bebas. Jadi, tetap intervensi-intervensi yang sudah terapkan protokol kesehatan 3M upaya-upaya 3T tadi itu tetap harus berjalan terus, tetap harus dilakukan," kata Monica.

Managing Director di Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan, mengatakan 3M dan 3T harus tetap dilakukan secara konsisten meskipun vaksin nantinya mulai didistribusikan.

"Jadi, bukan suatu mata rantai yang terputus, tapi 3M, 3T dan vaksin merupakan satu mata rantai dan sebenarnya vaksin itu ada di dalamnya," ujarnya.

Meskipun sudah ada vaksin, kebiasaan 3M dan 3T tersebut harus dilakukan karena belum ada yang menjamin seberapa lama kekebalan tubuh itu bertahan setelah menerima vaksin untuk mencegah diri tertular COVID-19. #teras.id

(wd)