Hard News

Pemotor Pembawa Jenazah Warga Simo Boyolali Bukan Gangguan Jiwa

Jateng & DIY

30 Oktober 2020 14:53 WIB

Anak membawa jenazah ibunya menggunakan bronjong sepeda motor.

BOYOLALI, solotrust.com- Seorang pemotor mengangkut jenazah di atas beronjong yang sempat viral di media sosial pada Kamis(29/10/2020) pagi kemarin diketahui warga Simo Boyolali.

Video berdurasi sekitar 47 detik ini memperlihatkan jenazah dibungkus menggunakan kain jarit ditempatkan di atas beronjong dengan diikat menggunakan tali karet.



Seorang pemotor mengangkut jenazah ibunya di atas beronjong tersebut dari Dukuh Bantulan, Desa Jembungan,Kecamatan Banyudono menuju Dukuh Selorejo, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Boyolali.

Kejadian itu terjadi pada Kamis pagi pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB. Pemotor yang membawa jenazah ibunya tersebut yakni Sutejo 50 tahun.

Baca: Viral, Seorang Anak Bawa Jenazah Ibunya dengan Sepeda Motor Melintas di Jalan Umum

Menurut keterangan, Dedy Setyo Nugroho, salah seorang dari cucu Ginem mengatakan, Ginem meninggal dunia karena usianya yang sudah tua. Awalnya, Ginem sakit selama satu minggu di Selorejo, Simo kemudian dibawa ke Jembungan, Banyudono untuk dirawat.

“Ya, jenazahnya dibawa sendiri dengan sepeda motor,tidak bilang dengan saudara yang lainnya. Memang Lek Sutejo itu orangnya pendiam dan juga jarang bergaul dengan warga sekitar,” katanya kepada solotrust.com, di Simo Boyolali, Jumat (30/10/2020).  

Dedi mengelak  apabila Sutejo tersebut memiliki gangguan jiwa seperti yang disebutkan di medsos.

“Benar Mbah Ginem ditumpangkan diatas bronjong. Tapi tidak benar Sutejo tersebut memiliki gangguan jiwa seperti dalam medsos. Itu sama sekali tidak benar.Ia hanya tidak mau merpotkan orang lain saja,” kata dia.     

Sementara, Iptu Sugianto anggota Polsek Simo membenarkan pada Kamis kemarin terjadi peristiwa warga Selorejo, Simo membawa jenazah di atas bronjongnya. Dari Desa Jembungan, Banyudono menuju Simo dan sempat direkam penguna jalan.

“Dari Desa Jembungan itu jenazah langsung dibawa ke makam, bermaksud ingin dikuburkan. Namun, oleh warga akhirnya dimakamkan secara umum, oleh warga disini,”ujar dia. (Jaka)


 

(wd)