Hard News

Tekan DBD, Dinkes Boyolali Wacanakan Ternak Nyamuk

Jateng & DIY

20 Oktober 2020 14:31 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

BOYOLALI, solotrust.com - Demam berdarah dengue (DBD) kini mulai merebak di Kabupaten Boyolali. Sementara kasus DBD di Boyolali dari 2017 lalu terus mengalami peningkatan hingga 2020 ini. Terkait itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mewacanakan ternak nyamuk.

Pada 2017 tercacat 36 kasus DBD, 2018 terdapat 41 kasus, dan 2019 mengalami peningkatan hingga 149 kasus. Berbagai strategi dilakukan Dinkes Boyolali dalam menekan penyakit yang menyebabkan kematian itu.



“Saat ini di 2020, kita sudah mendata kurang lebih ada 91 kasus untuk DBD sampai Bulan Oktober,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina kepada wartawan, Selasa (20/10/2020).

Dia mengatakan, beberapa program telah digalakkan guna menekan laju pertumbuhan nyamuk Aedes aegypti, mulai dari program pemberantasan sarang nyamuk (PSN), serta program 3M Plus sebagai bentuk pencegahan, seperti menanam tanaman pengusir nyamuk, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah. Selain itu, ada pula program satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) serta program ternak nyamuk.

“Dinkes berupaya untuk membuat satu inovasi atau terobosan program untuk mengendalikan DBD melalui satu cara yang disebut sebagai ternak nyamuk,” ungkap Ratri S Survivalina.

Pihaknya menambahkan, nyamuk Aedes aegypti rencananya akan diternakkan. Adapun jenis yang diternakan, yakni nyamuk yang sudah mengandung bakteri wolbachia. Nyamuk jenis ini tidak menjadi sumber penularan demam berdarah, bahkan bisa memberantas penyakit demam berdarah. Apabila dilepas di tempat umum atau tempat perindukan, nyamuk akan kawin dengan nyamuk lokal yang belum mengandung bakteri.

“Akhirnya nyamuk-nyamuk dari lingkungan tersebut itu menjadi nyamuk yang mengandung bakteri sehingga lama-lama nyamuk yang di situ tidak menjadi sumber penularan demam berdarah,” terang Ratri S Survivalina.

Dia berharap, adanya program ternak nyamuk bisa menekan laju kasus DBD di 22 desa endemis, tersebar di sepuluh puskesmas di sembilan kecamatan wilayah Boyolali. (Jaka)

(redaksi)