Hard News

Kasus DBD dan Covid 19 Naik, Dinkes Sukoharjo Galakkan PSM dan Protokol Kesehatan

Jateng & DIY

16 Oktober 2020 10:51 WIB

Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo, dr. Yunia Wahdiyati saat memberikan keterangan pers.

SUKOHARJO, solotrust.com- Dinas Kesehatan Kabupatan (DKK) Sukoharjo meminta agar masyarakat kembali mengalakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSM) dan membudayakan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak). Hal ini dilakukan menyusul meningkatnya angka jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Covid 19 di Sukoharjo. 

Data terakhir Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo menyebutkan, jumlah DBD di Sukoharjo sebanyak 172 kasus. Kasus DBD tertinggi paling banyak terjadi di Kecamatan Sukoharjo dengan 32 kasus, berada di bawahnya Kecamatan Bendosari dengan 26 kasus, menyusul kemudian Kecamatan Nguter dengan 8 kasus DBD. 



Tidak hanya kasus DBD, peningkatan juga terjadi pada kasus Covid 19. Data terakhir per- 15 Oktober menyebutkan, di Sukoharjo terdapat 41 kasus Covid 19 yang meninggal dunia, sedangkan 839 dinyatakan positif. 

Dari jumlah tersebut, kasus kontak erat atau OTG paling banyak terjadi di Kecamatan Mojolaban dengan 523 kasus, menyusul di belakangnya Kecamatan Kartasura dan Kecamatan Grogol. Jumlah kasus kontak erat ini meningkat tajam dari jumlah sebelumnya, dari 2.900 menjadi 3.051 kasus. 

Kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo, dr. Yunia Wahdiyati mengatakan, dengan tingginya jumlah angka DBD dan Covid 19, DKK meminta masyarakat meningkatkan pola hidup sehat sehat agar imun tetap terjaga dan menerapkan protokol kesehatan 3M.

Kadinkes juga menekankan bahwa tidak hanya untuk kasus covid 19, namun DBD ini juga disebabkan imunitas tubuh yang melemah. 

“Covid itu terjadi pada orang yang imunitasnya turun dan DB itu juga terjadi pada orang yang imuntasnya turun, sekarang bagaimana kita menjaga orang agar imunitasnya tidak turun, dan protokol kesehatan juga jangan lupa.” Jelas dr. yunia, Jumat (16/10/2020) pagi. (nas)

(wd)