Hard News

ACT Solo Luncurkan Gerakan Bangkit Bangsaku

Jateng & DIY

15 Oktober 2020 18:31 WIB

Penyerahan paket bingkisan sembako oleh ACT Solo kepada perwakilan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) untuk kemudian diserahkan kepada masyarakat terdampak pandemi

SRAGEN, solotrust.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Solo meluncurkan gerakan 'Bangkit Bangsaku' sebagai bentuk dukungan untuk menjaga semangat optimisme masyarakat di tengah kondisi pandemi dan resesi ekonomi. Acara digelar di sebuah kafe kawasan Sragen dan dihadiri 40 perwakilan dari 20 komunitas di Soloraya.

Peluncuran gerakan 'Bangkit Bangsaku' dilakukan seluruh cabang ACT di Indonesia. Mengusung tagline 'Habis Gelap Bangkitkan Terang', gerakan ini berusaha mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bisa saling menguatkan satu sama lain di tengah permasalahan bangsa.



"Bangsa Indonesia resmi terdampak pandemi Covid-19 sejak Bulan Maret dan hingga saat ini kita masih belum tahu ujungnya dari pandemi ini. Kondisi ini akan berdampak ke banyak hal, mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan yang lainnya. Ini merupakan risiko dari sebuah bencana, walaupun bukan bencana alam, kondisi ini akan mengubah struktur masyarakat," papar Branch Manager ACT Solo, Septi Endrasmoro, dalam sambutannya belum lama ini.

Sebagai lembaga sosial, kata Septi Endrasmoro kondisi ini harus direspons ACT dengan cepat sekaligus dijadikan momentum untuk mengambil peran dan beramal.

Sementara itu, menghadapi pandemi saat ini, Imam Masjid Raya Al-Falah Sragen, Mufti Al Hafiz, menyerukan agar senantiasa berpikir positif. Selain itu, perlu diyakini semua ujian pasti ada kemudahan.

"Selanjutnya, apa yang bisa kita lakukan? Kemampuan yang kita miliki saat ini kita tularkan kepada orang lain, itu yang bisa kita lakukan saat ini. Saling bantu dan saling menolong terhadap sesama," tuturnya.

Peluncuran gerakan 'Bangkit Bangsaku' ditutup dengan penyerahan paket bingkisan sembako kepada perwakilan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) untuk kemudian diserahkan kepada masyarakat terdampak pandemi dan resesi ekonomi.

(redaksi)