Serba serbi

Era Adaptasi Kebiasaan Baru, Bali Kembali Dibuka untuk Wisman September 2020

Wisata & Kuliner

1 Agustus 2020 17:31 WIB

Ilustrasi Bali (Foto: kemenparekraf.go.id)

BALI, solotrust.com - Sektor pariwisata di Provinsi Bali mendeklarasilan diri siap menyambut wisatawan Nusantara (Wisnus) untuk kembali menikmati keindahan alam, budaya, dan seni pertunjukan di Pulau Dewata mulai 31 Juli 2020 dalam suasana adaptasi kebiasaan baru.

Hal itu dilakukan setelah pemerintah pusat bersama pemerintah Provinsi Bali dan seluruh komponen pariwisata menggelar kegiatan Deklarasi Program Kepariwisataan Dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru dan Digitalisasi Pariwisata Berbasis Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Peninsula Nusa Dua, Bali, tengah pekan ini.



Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sambutannya mengatakan, sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu bidang sangat diperhatikan pemerintah. Pasalnya, sektor ini dianggap bisa membuka banyak lapangan pekerjaan dan menyumbang devisa besar bagi negara.

“Pandemi Covid-19 memberikan dampak nyata bagi seluruh sektor, terutama bagi sektor pariwisata. Sekarang perekonomian sudah mulai dipulihkan. Hari ini sangat bersejarah karena kita membuka kembali sektor pariwisata Bali. Mempertimbangkan berapa jumlah orang yang positif, berapa banyak zona hijau, bukan asal membuka,” kata Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan.

Ia juga menekankan kepada seluruh pemangku pariwisata di Bali, setelah dibuka kembali, nantinya sektor pariwisata membutuhkan kerja sama dan kedisiplinan untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Bali hampir semua sudah zona hijau dan tidak ada zona merah. Kerja sama antara kita penting. Kita harus membangun tim kerja untuk itu, protokol kesehatan tidak bisa ditawar,” ujarnya.

Pada kesempatan sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengapresiasi masyarakat dan pemerintah Provinsi Bali karena tetap optimistis dan berpikir positif untuk tetap membangun pariwisatanya ke depan. 

“Kini, Bali telah siap mengimplementasikan protokol kesehatan pada tatanan era baru. Saya sangat berbahagia karena besok pariwisata Bali siap menyambut wisatawan Nusantara kembali. Kami juga mengapresiasi langkah Bank Indonesia dalam penerapan digitalisasi di kawasan destinasi wisata berbasis QRIS,” kata dia.

Menparekraf Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf/Baparekraf memberikan pendampingan mulai dari persiapan hingga pembukaan kembali destinasi wisata di Bali. Hal itu guna menguatkan program Sapta Pesona dan Revitalisasi Amenitasnya, serta memberikan berbagai fasilitas, di antaranya alat pendukung kebersihan, kesehatan, dan keamanan.

“Untuk itu, mari bersama-sama menjalankan penerapan protokol CHSE dengan sebaik mungkin untuk menghadirkan rasa aman bagi wisatawan dan yakin dengan destinasi wisata kita,” serunya.

Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan, kesiapan Bali membuka sektor pariwisata dilakukan secara bertahap pada 9 Juli 2020 untuk wisatawan lokal Bali dan pada 31 Juli 2020 untuk wisatawan Nusantara. Rencananya, baru pada September 2020 akan dibuka untuk wisatawan mancanegara (Wisman).

“Oleh karena itu, kami memberanikan diri menjalankan ini selektif secara bertahap. Ini harapan kita, jangan sampai kita buka, besok muncul kasus baru yang mencoreng citra pariwisata Bali. Butuh dukungan semua pemangku dan pelaku pariwisata,” kata dia.

I Wayan Koster berharap hotel-hotel dan pelaku usaha dapat menjalankan aktivitasnya kembali. “Harapannya pada kuartal ketiga tahun ini, sektor pariwisata di sini sudah membaik. Aktivitas perekonomian bisa didukung penuh, khususnya untuk menggairahkan pariwisata dan infrastruktur Bali,” pungkasnya, dilansir dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, kemenparekraf.go.id.

(redaksi)