Pend & Budaya

5 Puisi Cinta Abadi Sastrawan Sapardi Djoko Damono

Pend & Budaya

21 Juli 2020 06:01 WIB

Sastrawan Sapardi Djoko Damono.

 

Solotrust.com- Sastrawan Sapardi Djoko Damono telah pergi meninggalkan kita semua, dalam usia 80 tahun. Namun karya-karyanya di bidang sastra terutama puisi banyak yang dikenang, sepertinya tak lekang oleh waktu.



Sapardi selain dikenal produktif membuat sajak, ia juga penulis novel, membuat cerita pendek atau cerpen, menerjemahkan karya sastra, mengajar, dan lain sebagainya. Untuk karyanya di bagian puisi, Sapardi dikenal bak tabib yang menawarkan obat romantis bagi pasangan yang lagi kasmaran.

Berikut lima puisi cinta karya Sapardi Djoko Damono yang populer di masyarakat, seperti dicuplik dari tempo.co.

 

1. Hujan Bulan Juni Tak ada yang lebih tabah

Dari hujan bulan Juni

Dirahasiakannya rintik rindunya

Kepada pohon berbunga itu.

Tak ada yang lebih bijak

Dari hujan bulan Juni

Dihapuskannya jejak-jejak kakinya

Yang ragu-ragu di jalan itu.

 

Tak ada yang lebih arif

Dari hujan bulan Juni

Dibiarkannya yang tak terucapkan

Diserap akar pohon bunga itu.

 

Hujan Bulan Juni merupakan novel karya Sapardi Djoko Damono yang berisi kumpulan puisi, sajak, dan cerita. Terbit pada 1994. Hujan Bulan Juni pernah diadaptasi menjadi film pada tahun 2017 dengan judul yang sama. Film ini diperankan oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia.

 

2. Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

 

Aku Ingin merupakan salah satu puisi yang ada di dalam buku Hujan Bulan Juni. Kata-katanya begitu romantis dan mengisyaratkan arti sebuah pengorbanan.

 

3. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta

Mencintai angin harus menjadi siut

Mencintai air harus menjadi ricik

Mencintai gunung harus menjadi terjal

Mencintai api harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala harus menebas jarak

 

Mencintaimu harus menjadi aku

 

Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta ada dalam buku karya Sapardi berjudul Melipat Jarak. Buku yang terbit pada 2015 ini merangkup sejumlah karya Sapardi yang dibuat selama sepuluh tahun terakhir, atau dari 1995.

 

4. Pada Suatu Hari Nanti

jasadku tak akan ada lagi

tapi dalam bait-bait sajak ini

kau tak akan kurelakan sendiri

Pada suatu hari nanti

suaraku tak terdengar lagi

tapi di antara larik-larik sajak ini

Kau akan tetap kusiasati

 

Pada suatu hari nanti

impianku pun tak dikenal lagi

namun di sela-sela huruf sajak ini

kau tak akan letih-letihnya kucari

 

Puisi ini juga hadir di Hujan Bulan Juni, dan semakin menjadikan buku tersebut sebagai salah satu karya fenomenal Sapardi Djoko Damono.

 

5. Yang Fana Adalah Waktu. Kita abadi.

memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa

“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.

Kita abadi.

Puisi ini hadir dalam buku kumpulan puisi Perahu Kertas yang terbit pada 1983. #teras.id



(wd)