Hard News

Hasil Swab 9 Orang Positif, Pedagang Tahu Kupat Jadi Kluster Baru?

Jateng & DIY

15 Juli 2020 10:12 WIB

Ilustrasi.

SOLO, solotrust.com- Tak hanya jumlah pasien positif Covid-19 yang bertambah, keberadaan klaster virus yang belum ada obatnya itu di Kota Solo juga ikut bertambah. Pasalnya, pasca munculnya klaster Moewardi, kasus penjual tahu kupat di timur Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKAI) besar kemungkinan akan menjadi klaster baru. Pasalnya, cukup banyak jumlah kontak erat dan dekat yang juga dinyatakan positif.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan, pasca adanya laporan pedagang tahu kupat yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (11/7/2020) lalu, pihaknya pun langsung melakukan swab secara Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap 48 kontak erat dan dekat pedagang yang bersangkutan. Hasilnya sembilan orang dinyatakan positif Covid-19.



“Dari jumlah itu, yang dua masuk Solo, sedangkan tujuh orang lainnya dari Solo Raya, Karanganyar, Sragen, Sukoharjo dan Boyolali. Ada yang keluarga, pelanggan, pedagang tetangga warung, karyawan rumah sakit sampai tukang becak yang biasa mangkal di sekitar warung,” urai Ning, panggilan akrabnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/7/2020).

Disinggung sebagai klaster baru, Ning mengatakan hal tersebut memungkinkan. Mengingat hasil sampel uji swab yang diambil lebih banyak dibandingkan klaster Joyotakan dan hasil positifnya juga jauh lebih banyak. Apalagi selain mengambil 48 sampel tersebut pada Sabtu dan Minggu (11-12/7/2020), berdasarkan pengembangan pihaknya juga kembali mengambil sampel uji swab terhadap 12 orang kontak erat dan dekat lainnya.

“Tapi hasilnya belum keluar. Semoga negatif semua,” harapnya.

Terkait tujuh orang positif lainnya, Ning mengatakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) sesuai domisili masing-masing. Termasuk untuk tracing dari para pasien tersebut.

 “Sudah kita koordinasikan agar DKK masing-masing wilayah juga melakukan tracing. Kami menindaklanjuti yang masuk Solo. Kami juga minta RSKAI tracing karena ada karyawannya yang positif. Dan selama itu, shelter PKL-nya juga ditutup dulu, minimal 10 harilah,” ujarnya. (awa)

(wd)

Berita Terkait

Ilmuwan Korea Selatan Kembangkan Filter Fototermal yang Mampu Bunuh Virus Corona

Populasi Anak di Jepang Turun 41 Tahun Berturut-turut, Capai Rekor Terendah Selama Pandemi

Ilmuwan Jepang Kembangkan Masker Bersinar untuk Deteksi Virus Corona

Waspadai Mutasi Baru Covid-19, Wamenkes: Varian Mu Belum Terdeteksi di Indonesia

WHO Waspadai Covid 19 Varian Mu yang Bandel Terhadap Vaksin

Indonesia Rencanakan Suntikan Booster Masyarakat Umum Tahun 2022

3 Warga Semarang Positif Covid-19

Tingkat Kestabilan Penjualan Pascapandemi Covid-19

Hotel Grand Mercure Solo Baru Gelar Vaksinasi Covid-19

Innalillahi, Aktor Senior Eeng Saptahadi Meninggal Dunia di Usia 65 Tahun

Prokes Covid-19 Dilonggarkan, Jumlah Pemudik Lebaran 2023 Diprediksi Naik 30%

Lewat Vaksinasi, Kemenkumham Jateng Dukung Program Pemerintah untuk Indonesia Bebas Covid-19

7 Bakal Calon Wali dan Wakil Wali Kota sudah Daftar Lewat PDIP Solo

Hari Kartini, Lorin Hotels Group Ajak Anggota PKK Ikuti Beauty Class

Komunitas Yuk Belajar Seni Gelar Perayaan HUT ke-4 dan Peringatan Hari Kartini

Meriahnya Reog in Solo, Warisan Budaya yang Menginspirasi

Jalin Silaturahmi Antarkaryawan, Favehotel Solo Gelar Halal Bihalal

Eksplorasi 5 Destinasi Wisata Tradisional di Solo

3 Warga Semarang Positif Covid-19

Sederet Fakta Karakter Positif dan Negatif Zodiak Scorpio

Fakta-fakta Mencengangkan di Balik Balita Positif Sabu

Kenali Dampak Psikologis Permainan Lato-lato bagi Anak

Trik Tetap Berpikir Positif dan Bahagia Versi Wonwoo SEVENTEEN

Masih Jalani Isoman, Gibran Dijadwalkan Kembali Beraktivitas Pekan Depan

Berita Lainnya