Pend & Budaya

Gendut Dalang Berijazah: Wayang sebagai Simbol Kehidupan

Budaya

30 Juni 2020 17:31 WIB

Gendut Dalang Berijazah

Solotrust.com - Simbol merupakan salah satu tanda yang diberikan leluhur untuk beberapa peninggalan karya yang telah dibuat. Misalnya di beberapa candi terdapat relief yang dibuat dengan beberapa simbol dan kemudian ditafsirkan beberapa ahli tentang makna dan maksudnya.

Selain relief di beberapa candi, wayang juga merupakan salah satu peninggalan leluhur yang sarat dengan makna simbol. Menurut Dwi Suryanto atau lebih sering dikenal dengan Gendut Dalang Berijazah, dalang dari CongWayNdut (Keroncong Wayang Gendut) mengartikan wayang sebagai simbol kehidupan.



"Wayang adalah kehidupan menurut saya. Seperti kita manusia, hewan dan tumbuhan itu adalah wayang dan dalang adalah seorang Tuhan di situ. Jadi semua yang dikelirkan atau diceritakan di wayang adalah sebagai sebuah simbol kehidupan. Tinggal nanti dalang akan menceritakan apa nanti di situ," terang Gendut, saat berbincang santai dengan solotrust.com di Rumah Banjarsari, Minggu (28/06/2020).

Gendut menambahkan, biasanya dunia wayang menceritakan sisi baik dan buruk, ajaran, tuntunan tentang kehidupan serta nilai-nilai positif yang diserap manusia.

"Seperti tatanan dalam pakeliran ada simpingan kiwo (kiri) dan tengen (kanan) itu juga banyak yang mengartikan bahwa simpingan kiwo simbol kejahatan, simpingan tengen itu simbol kebaikan ya silakan. Itu banyak sekali simbol-simbol yang diartikan sebagai simbol kehidupan." tambah dalang kelahiran Sumatra Selatan.

Gendut juga menjelaskan, seperti halnya blencong dianggap sebagai sebuah simbol tata surya seperti matahari atau bulan, sementara kelir merupakan bumi.

"Ada langit, ada bumi, dan ada semua. Jadi di situ ada simbol-simbol kehidupan," lanjut dalang yang murah senyum ini menjelaskan dengan antusias.

"Setelah pertunjukan itu adalah hidup, kehidupan. Setelah selesai pertunjukan semua akan dibereskan, ditata kembali, dan dimasukkan  ke dalam kotak. Nah, kotak kalau dibongkar adalah sebuah kelahiran rahim seorang ibu dan setelah masuk ke dalam kotak adalah sebuah kematian," ungkap dalang kelahiran 11 Juli 1980 ini melanjutkan.

Kecintaan Gendut pada wayang akhirnya membawanya membentuk sebuah kelompok wayang alternatif diberi nama CongWayNdut atau singkatan dari Keroncong Wayang Gendut pada 2015. Sebelumnya Gendut lebih sering berkolaborasi dengan kelompok musik keroncong Swastika dengan nama Gendut Dalang Bersama Swastika semenjak 2010 silam.

Merangkul mahasiswa etnomusikologi ISI Surakarta yang ingin belajar musik keroncong, Gendut akhirnya membuat CongWayNdut. Awalnya, jumlah anggota terbatas, namun seiring garap alur adegan menggunakan musik Nusantara, banyak mahasiswa ikut bergabung dan berkembang hingga saat ini.

CongWayNdut sengaja menyajikan wayang alternatif, dikemas secara kekinian karena ingin meregenerasi penonton baru dari para generasi milenial. Dengan begitu, kesannya wayang tidak menjadi berat karena bisa disajikan lewat humor.

Saat ini CongWayNdut disibukkan dengan persiapan Pentas Onlen:Ngrabuk Nyawa #2 dengan lakon 'Nyudamala'. Lakon ini dipentaskan di Rumah Banjarsari pada Selasa (30/06/2020), didukung Intrafood, Ninja Xpress serta Komunitas Rumah Banjarsari.

Pentas ini diselenggarakan guna merespons kenormalan baru yang tengah digalakkan pemerintah. Pentas disiarkan secara langsung lewat saluran YouTube Rumah Banjarsari dan CongWayNdut serta siaran tunda di Kresna TV pada 5 Juli 2020.

Panitia menyediakan tempat bagi 30 penonton langsung atau offline dengan tiket Rp200 ribu. Selain itu, selama penayangan pentas juga akan dibuka tiket online di mana para penonton yang berada di rumah bisa ikut memberikan kontribusi dengan mentransfer uang lewat nomor rekening. (dd)

(redaksi)