Solotrust.com- Gedung bioskop yang belum buka membuat sebagian kreator dan sineas industri perfilman mulai mencari alternatif agar bisa memutar film hasil karyanya. Salah satu cara yang ditempuh ialah dengan memutar film di platform digital yang telah tersedia seperti Amazon, netflix maupun iflix.

Film terbaru Riri Riza Humba Dreams produksi dari Miles Films yang belum diluncurkan dan diputar di layar bioskop pun akan diputar secara streaming eksklusi melalui Netflix pada tanggal (9/7/2020) nanti.

Pernyataan ini dikeluarkan oleh Mira Lesmana lewat akun media sosialnya @mirles pada tanggal (25/6/2020).

"HUMBA DREAMS, film terakhir kami karya sutradara Riri Riza yang belum sempat diputar di jaringan bioskop nasional, akan langsung ke platform digital-streaming eksklusif di Netflix mulai 9 juli 2020." tulis Mira Lesmana selaku produser film Humba Dreams di akun media sosial miliknya.

Film Humba Dreams sendiri telah memenangkan penghargaan diantaranya pada tahun 2017 saat masih berbentuk ide cerita telah memenangkan CJ Entertainment Award APM (Asian Project Market) di Busan International Film Festival dan pada tahun 2019 mendapatkan anugerah sebagai film Independen Terbaik Piala Maya.

Selama ini Humba Dreams sudah diputar secara keliling dari satu komunitas film ke komunitas film lainnya dan setelah itu kemudian terjadi diskusi antara pihak pengkarya dengan para penonton yang datang.

Humba Dreams bercerita tentang Martin (J.S Khairen) yang merupakan seorang mahasiswa film Jakarta yang tengah gelisah dan harus pulang ke kampung halamannya di Sumba. Di sana dirinya diberikan satu buah gulungan film 16 mm peninggalan mendiang ayahnya. Ibunya memaksa agar ia mencari bahan-bahan kimia untuk bisa memproses film tersebut di tanah Humba. Dalam pencariannya, dia bertemu dan terpikat dengan seorang perempuan bernama Ana (Uli Triyani) sekaligus menemukan jawaban dari kegelisahan yang dirasakannya.

Film Humba Dreams merupakan kumpulan kenangan Riri Riza terhadap tanah Sumba yang digambarkan dalam cerita seorang pemuda menuju kedewasaannya. Dan film ini juga merupakan sebuah bentuk apresiasi terhadap hal-hal yang bisa disentuh seperti film seluloid,buku,catatan lama dan foto. Sebab terlalu banyak yang mudah direkam serta dibagikan di era digital ini namun mudah untuk dilupakan. (dd)

(wd)