Solotrust.com - Presiden keenam Republik Indonesia (RI) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang setahun kepergian istri tercintanya, Ani Yudhoyono yang meninggal setahun silam, tepatnya pada 1 Juni 2019.
Dalam akun Instagram @aniyudhoyono, SBY mencurahkan perasaannya yang selama setahun ini telah dilaluinya tanpa sang istri.
"Setahun telah kulalui. Beristirahatlah dengan tenang istriku tercinta," tulis SBY memulai curahan perasaannya.
"Allhamdulillah tahun terberat dalam hidupku telah kulalui 1 Juni 2019 - 1 Juni 2020. Setahun sudah Ani Yudhoyono belahan jiwaku, menghadap Sang Pencipta, Allah SWT. Istirahatlah dengan tenang Memo, cintaku abadi bersamamu. Bawalah kenangan indah bersamaku dan semua orang yang kau sayangi. Agus, Annisa dan Aira, serta Ibas, Aliya, Airlangga, dan Gayatri," ungkap SBY kemudian.
Selepas ditinggal Ani, SBY berharap ke depannya ketika menjalani hidup agar selalu bisa dikuatkan.
"Aku berharap di tahun-tahun mendatang, aku makin kuat untuk melanjutkan hidupku yang baru. Hidup tanpa orang yang aku cintai," harap presiden RI dua periode ini.
SBY juga berterima kasih kepada Penciptanya karena selalu dibimbing dan diberikan pelajaran hidup teramat berharga. Kendati tak bisa dipungkiri apa yang tengah dialaminya saat ini merupakan suatu hal teramat berat.
"Keheningan dan kesedihan masih membayangi hari-hariku dan malam-malamku yang berat," jelas SBY menggambarkan keadaan yang dialaminya selepas kepergian Ani.
Kehilangan istri yang sangat dicintai membuat SBY banyak merenung tentang sebuah kehidupan yang dijalaninya. Saat bangun tidur pada tanggal yang sama ketika istrinya meninggal dan lewat sebuah perenungan panjang, SBY menyadari hidup hakikatnya harus merelakan.
"Merelakan orang yang sangat dicintai," tandasnya.
SBY mengakui selama setahun kepergian Ani, selain merenungkan hakikat kehidupan hakiki, dirinya juga melakukan 'healing process'. Hal itu dirasakan SBY sebagai sesuatu hal yang tak mudah dilalui, namun harus dilakukan sambil mengenang masa-masa terindah bersama Ani Yudhoyono.
SBY berharap apa yang akan dilaluinya nanti bukanlah tentang kedukaan saja, meskipun saat ini masih terus dirasakan. (dd)
(redaksi)