Hard News

Tambah 4 Kasus, KLB di Solo Diperpanjang Hingga 7 Juni

Jateng & DIY

27 Mei 2020 11:19 WIB

Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo (kiri).

SOLO, solotrust.com- Kembali bertambahnya pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak empat orang membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memutuskan untuk memperpanjang  status

kejadian luar biasa (KLB) dan masa tanggap darurat Covid-19 hingga 7 Juni mendatang. Sebelumnya, status KLB direncanakan berakhir pada 29 Mei mendatang.



Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan, awalnya pihaknya memang mempertimbangkan untuk melonggarkan status KLB mengingat selama sepekan terakhir tidak ada lagi penambahan pasien positif Covid-19 dan bertahan di angka 29 orang. Namun ternyata berdasarkan hasil swab warga yang ikut rapid test sebelum Lebaran ada yang menunjukkan positif Covid-19.

 “Karena itu, hasil rapat Gugus Tugas tadi kita putuskan untuk perpanjang KLB hingga 7 Juni mendatang. Karena ada tambahan empat pasien baru,” jelasnya saat jumpa pers Covid-19 di Ruang Manganti Praja Kompleks Balaikota Solo, Selasa (26/5/2020).

Sedangkan terkait jadwal anak masuk sekolah, Rudy, panggilan akrabnya mengatakan pihaknya masih belum memutuskan. Namun ia menegaskan jika belum berani melaksanakan New Normal di Bulan Juni mendatang, mengingat kurva persebaran Covid-19 di Solo maupun daerah sekitar masih belum menunjukkan tanda melambat.

“Juli belum tentu juga sekolah dibuka. Karena kemarin saya sempat mancing orang tua siswa mau ajak anak-anak sekolah sepedaan pada 1 Juni semua menolak dan protes. Mereka minta acaranya nanti saja kalau sudah benar-benar aman. Artinya mereka juga sadar anak-anak ini bukan masuk kategori kebal virus. Apalagi ini nambah empat. Makanya masih pikir-pikir lagi untuk masuk anak sekolah,” kata Rudy.

Jikalau masuk sesuai jadwal anak sekolah pada 15 Juli mendatang, pihaknya pun masih mempertimbangkan untuk tidak semua masuk. Bisa menggunakan formula 30 persen di sekolah, 70 persen di rumah atau 50 persen-50 persen.

“Harus benar-benar dipikirkan, nanti protap kesehatannya bagaimana menjalankannya. Kalau memang mau masuk sekolah ya harus benar-benar disiapkan infrastrukturnya. Karena jaga jarak ini kan artinya ada pengurangan jumlah anak di satu ruangan, kalau dibagi dua misalnya apa cukup ruangannya, dan pertimbangan lainnya. Kita bahas dulu lagi,” ucapnya. (awa)

 


 



(wd)