Ekonomi & Bisnis

Peran Bung Karno dalam Sejarah Pencetusan Nama Petani

Ekonomi & Bisnis

20 Mei 2020 20:31 WIB

Ilustrasi petani (Foto: Pixabay)

Solotrust.com - Indonesia dari dulu dikenal sebagai negara agraris, selain sebagai negara maritim. Aneka macam tanaman ditanam petani, namun paling dominan ialah tanaman padi, makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia.

Menurut Wikipedia, bercocok tanam telah dilakukan sejak zaman Neolitik. Di zaman perunggu (5000 – 4000 SM ), bangsa Sumeria memiliki pembagian kerja di bidang pertanian. Ketika panen, pekerjaan dilakukan secara berkelompok dengan jumlah orang dalam setiap grup sebanyak tiga orang.



Suburnya tanah Nusantara, bercocok tanam menjadi salah satu pilihan sebagai salah satu ketahanan pangan bagi negeri ini. Bahkan, menurut berbagai sumber, Bung Karno ketika bertemu dan berdialog dengan salah seorang petani bernama Marhaen, dirinya bisa merumuskan sebuah pemikiran revolusioner berbasis petani, bukan dari buruh pabrik. Pemikiran Bung Karno ditampilkan dalam sebuah pledoi terkenalnya berjudul Indonesia Menggugat di tahun 1930.

Dari Bung Karnolah nama petani dicetuskan, sebuah kependekan dari Penjaga Tatanan Negara Indonesia (Petani). Pengistilahan Petani yang dilakukan Bung Karno tercetus pada 1952.

Bung Karno melihat begitu pentingnya petani dalam menjaga ketahanan pangan untuk negeri ini. Dengan peran petanilah segala bahan makanan bisa terjaga dengan baik. Gaung untuk menyerukan swasembada pangan terus dilakukan agar dapat menjaga stabilitas nasional, terutama persoalan pangan.

Para petani saat ini telah diwadahi dalam sebuah organisasi Serikat Petani Indonesia (SPI), didirikan pada 1998. Organisasi ini merupakan sebuah wadah untuk para petani dan buruh tani yang termaginalkan derap pembangunan. Fokus perjuangan organisasi ini, antara lain untuk pembaruan agraria, hak asasi petani, pertanian berkelanjutan, dan melawan neoliberialisme. (dd)

(redaksi)