Pend & Budaya

Dosen UNS Ubah Limbah Popok Sekali Pakai Jadi Peredam Suara

Pend & Budaya

13 Mei 2020 14:31 WIB

Ilustrasi (Pixabay)

SOLO, solotrust.com - Sampai saat ini, limbah popok bayi sekali pakai menjadi persoalan utama sampah dihadapi masyarakat. Pasalnya, limbah popok tidak mudah terurai di dalam tanah.

Untuk itu, dengan kreasinya, dosen Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS), Prabang Setyono melakukan sebuah penelitian mengubah limbah popok sekali pakai (Pospak) menjadi teknologi tepat guna dan bernilai ekonomi tinggi. Hasilnya, sebuah prototipe panel akustik atau peredam suara dalam ruang berbahan utama Pospak diwujudkan.



Selain karena sulitnya daur ulang Pospak, penelitian dilakukan juga berdasarkan pola kebiasaan impor peredam suara atau panel akustik berbahan glasswool di Indonesia yang memiliki harga cukup mahal. Padahal, bidang industri membutuhkan peredam suara dengan harga terjangkau, efektif, dan sebisa mungkin berbahan dasar lokal atau tidak perlu impor.

“Saya berpikir sumber daya apa yang melimpah di kita. namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Sebagai orang lingkungan, saya juga berpikir dari aspek lingkungan dan bagaimana mengurangi waste atau limbah. Ketemulah Pospak ini,” terangnya, Selasa (12/05/2020).

Limbah Pospak dipilih karena memenuhi kriteria bahan baku peredam suara atau panel akustik. Pertama, Pospak berbentuk serabut-serabut. Kemudian memiliki celah pada bubuk-bubuk di dalamnya yang bertumpuk-tumpuk.


“Gelombang suara akan lebih mudah diredam atau diresapkan apabila celahnya bertumpuk-tumpuk. Ini lebih efektif daripada yang  datar (flat),” terangnya.

Pospak notabene dikenakan untuk buang air, tentu setelah dipakai mengandung bakteri dan beragam kuman bawaan dari hasil ekskresi tubuh. Hal ini pun menimbulkan aroma tidak sedap. Oleh karena itu, dalam proses pembuatannya harus terlebih dahulu dibersihkan dengan disinfektan, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari supaya mikroba infeksinya hilang.

Sementara untuk menutup penampakan Pospak yang kurang bagus, dalam penelitian memanfaatkan kertas daur ulang biasa digunakan untuk tempat menaruh telur sebagai luaran atau casing-nya.

“Bentuknya itu kan berlekuk-lekuk, ini sangat bagus untuk meredam suara. Secara estetikanya juga bagus, tapi karena ini masih prototipe, maka belum terlalu rapi pengemasannya,” kata Prabang Setyono. (awa)

(redaksi)