Serba serbi

Presiden Minta Inovasi PCR Test Kit Diproduksi Massal Paling Lambat Awal Juni

Kesehatan

11 Mei 2020 15:35 WIB

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi)

JAKARTA, solotrust.com - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa inovasi-inovasi terkait pengembangan Polymerase Chain Reaction (PCR) test kit berharap paling tidak akhir Mei atau awal Juni sudah bisa diproduksi secara massal.

”Saya juga menerima laporan dari Kementerian Ristek/BRIN yang telah berhasil mengembangkan PCR test kit, kemudian non-PCR diagnostic test, dan juga ventilator serta mobile BSL2,” tutur presiden, saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas (Ratas) melalui konferensi video, Senin (11/05/2020), dilansir dari Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id.



Lebih lanjut, Kepala Negara meminta agar inovasi yang telah dilakukan mulai bisa diproduksi secara massal. Dengan begitu, Indonesia tak tergantung lagi pada produk-produk impor dari negara lain.

”Saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di berbagai rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak,” imbuhnya.

Menurut Jokowi, kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian whole genome sequencing. Ia menambahkan bahwa ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahap berikutnya untuk menemukan vaksin sesuai dengan kondisi Indonesia.

Pada kesempatan itu, presiden juga minta seluruh hasil riset dan inovasi ini didukung penuh, proses perizinannya dipercepat, dan disambungkan dengan industri, baik badan usaha milik negara (BUMN) maupun swasta.

Sementara itu, terkait kecepatan pengujian spesimen PCR, Jokowi mendapatkan laporan bahwa kemampuan pengujian spesimen untuk sekarang ini sudah mencapai 4000 hingga 5000 sampel per hari.

”Saya kira ini masih jauh dari target yang saya berikan yang lalu, yaitu 10 ribu spesimen per hari,” tandasnya.

Data dari Gugus Tugas, saat ini sudah ada 104 lab yang masuk dalam jaringan lab Covid-19. Kepala Negara ingin memastikan lab-lab tersebut berfungsi maksimal, meskipun dari 104 lab tadi 53 lab rujukan sudah melakukan pemeriksaan dan 51 lab rujukan belum melakukan pemeriksaan.

”Saya lihat, terutama kesiapan SDM yang terlatih, ini perlu lebih diperhatikan lagi. Demikian juga yang berkaitan dengan masalah di alat pengujian yang masih kurang, terutama untuk reagen PCR, RNA, dan VTM. Saya minta ini segera diselesaikan dalam minggu ini,” tandas presiden.

(redaksi)